Ini Driver Ojol yang Bertemu Gibran, Terdaftar Jadi Mitra sejak 2015
Lebih lanjut, ia menilai ada ketidakadilan dalam narasi yang beredar di media sosial terkait kemampuan berbicara dengan baik di depan publik. Pasalnya, ia mengaku ada banyak pengemudi ojol yang memiliki latar belakang dengan pendidikan tinggi.
"Narasi yang beredar sekarang seolah-olah kami tidak berhak menggunakan kata-kata yang sifatnya intelektual seperti eskalasi atau edukasi. Perlu diketahui bahwa pengemudi ojol ini tidak hanya terdiri dari orang-orang yang lulusan SD, SMP atau SMA, tapi ada banyak juga yang merupakan lulusan S1 dan S2," ucap Rahman.
Sebagai informasi, usai pertemuan sejumlah pengemudi ojol dengan Gibran ramai kabar yang menyebut bahwa pengemudi yang hadir tidak mewakili komunitas ojol tertentu. Bahkan ada tudingan mereka merupakan intel karena menggunakan istilah yang lekat dengan dunia militer.
"Mengenai penggunaan kata-kata seperti taruna, itu hal yang lumrah dalam dunia perojolan. Taruna ini menunjukkan satu anggota komunitas yang tidak punya jabatan. Jadi disebut oleh para ketua komunitas sebagai taruna, bukan karena terkait dengan kemiliteran atau institusi tertentu," ujar Rahman.
Sementara itu, Gojek menjelaskan bahwa pihaknya dihubungi Sekretaris Presiden untuk memberikan perwakilan. Hal ini agar pemerintah bisa mendengar langsung aspirasi dan harapan para mitra.
"Kami sangat mengapresiasi setiap undangan resmi yang ditujukan kepada mitra driver. Karena dengan demikian, kami bisa memastikan mitra yang hadir benar-benar mitra aktif kami, yang sehari-hari bekerja, terlibat dalam komunitas, dan dipercaya oleh rekan-rekannya," ucap Ade Mulya.
Editor: Puti Aini Yasmin