Insiden Rusuh di Mako Brimob, Jokowi: Harus Ada Evaluasi Total
BOGOR,iNews.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, perlu ada evaluasi menyeluruh terkait kerusuhan di Rutan Salemba cabang Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Hal itu dilakukan agar peristiwa serupa tidak terulang lagi.
“Ya harus ada evaluasi total, harus ada koreksi, baik mengenai penjaranya apakah perlu di markas atau di luar markas, apakah pemeriksaan dilakukan di tempat seperti di Mako (Brimob) itu kan di tempat. Akan menjadi sebuah evaluasi untuk Polri agar kejadian itu tidak terulang kembali,” kata Jokowi usai olahraga basket bersama atlet pelajar peserta Dream Basketball League (DBL) di Istana Bogor, Jawa Barat, Sabtu (12/5/2018).
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian juga menuturkan, perlunya evaluasi terhadap Rutan Mako Brimob Kelapa Dua. Markas pasukan elite Polri itu dianggap tidak layak untuk menampung narapidana terorisme.
“Evaluasi kami memang Rutan Mako Brimob tidak layak jadi rutan teroris. Kenapa? karena bukan maximum security,” ujar Tito di Depok, Kamis (12/5/2018).
Menurut dia, rutan di Mako Brimob sebenarnya dibuat untuk menampung penegak hukum, di antaranya polisi, hakim, dan jaksa, yang terlibat tindak pidana.
“Karena mereka ini kan tangkap penjahat, kalau kemudian melakukan pidana dan ditempatkan sama dengan yang lain, nantinya mereka bisa jadi korban,” ucapnya.
Dipilihnya Rutan Mako Brimob untuk tahanan terorisme karena tempatnya yang berada di dalam kompleks Markas Brimob. Harapannya lokasi tersebut lebih aman. Tito mengakui, Rutan Mako Brimob kelebihan kapasitas. Tercatat ada 155 tahanan di dalamnya. Sementara seharusnya hanya diisi 64-90 orang.
“Namun, ada dinamika tentunya. Walaupun aman karena berada di dalam Markas Brimob, tahanan terkurung dan tidak bisa kemana-mana, tetapi di dalam rutan tidak didesain untuk narapidana terorisme,” kata Kapolri.
Editor: Khoiril Tri Hatnanto