Jubir Prabowo Subianto: Djoko Santoso Jenderal Tempur dan Pejuang Sejati
JAKARTA, iNews.id - Sosok Djoko Santoso begitu berkesan bagi juru bicara (jubir) Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak. Hal itu tidak lain karena karakter sang mantan Panglima TNI itu.
Djoko Santoso, menurut Dahnil, merupakan sosok jenderal dan pejuang sejati. "Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Selamat jalan, Ayahanda kami, Jenderal tempur nan ikhlas dan pejuang sejati, Jenderal (Purn) Djoko Santoso. Insya Allah beliau husnul khotimah," tulis Dahnil di akun Twitternya, @DahnilAnzar, Minggu (10/5/2020).
Tidak hanya mengungkapkan rasa duka cita, Dahnil juga mengunggah fotonya bersama Djoko Santoso dan mantan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen Purn Johanes Suryo Prabowo. Ketiganya kompak mengenakan jas hitam dan dasi.
Djoko Santoso merupakan Panglima TNI ke -16 (28 Desember 2007-28 September 2010). Sebelumnya dia juga menjabat sebagai KSAD ke-24, sejak Februari 2005 hingga 28 Desember 2007
Djoko Santoso meninggal dunia setelah dirawat selama seminggu di RSPAD Gatot Subroto. Politikus Partai Gerindra itu mengembuskan napas terakhirnya pukul 06.30 WIB, di usia 67 tahun.
Almarhum akan dimakamkan di Sandiego Hills, Karawang, Jawa Barat, Minggu (10/5/2020) pukul 14.00 WIB. Pemakaman akan dilakukan secara militer.
Wakil Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Brigjen TNI dr Budi Sulistya mengungkapkan, Djoko Santoso meninggal dunia karena stroke. "Beliau (alm Djoko) dirawat sejak Sabtu (2/5) lalu karena mengalami stroke. Beliau meninggal bukan karena Covid-19, tetapi karena stroke berat yang dideritanya," katanya ketika dikonfirmasi di Jakarta, Minggu (10/5/2020).
Budi pun enggan memaparkan lebih jauh apakah kematian Djoko Santoso itu terjadi usai operasi pendarahan otak. "Beliau meninggal karena stroke berat," katanya lagi.
Editor: Djibril Muhammad