Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Hasil Survei: 83,9% Masyarakat Dukung Putusan MK soal Larangan Polisi Duduki Jabatan Sipil
Advertisement . Scroll to see content

Kaleidoskop 2021, KKB Papua Dicap Teroris, TNI Gunakan Pendekatan Tanpa Perang

Rabu, 29 Desember 2021 - 15:38:00 WIB
Kaleidoskop 2021, KKB Papua Dicap Teroris, TNI Gunakan Pendekatan Tanpa Perang
Ilustrasi kelompok kriminal bersenjata (KKB) teroris di Papua. (Foto iNews.id).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA,  iNews.id - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua masuk kategori teroris. Pasalnya mereka melakukan kekerasan dan pembunuhan secara brutal. 

Sepanjang tahun 2021, mereka melakukan 92 aksi teror yang mengakibatkan puluhan korban dari personel TNI, Polri dan masyarakat sipil.  Anggota TNI yang gugur sebanyak 11 orang dan 19 orang luka, anggota Polri empat orang dan tiga orang luka, serta masyarakat meninggal dunia sebanyak 19 orang dan luka 11 orang. 

Sedangkan 27 orang anggota KKB Papua kembali ke pangkuan NKRI. 

Adapun titik sasaran mereka Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Puncak dan Kabupaten Nduga.

Menko Polhukam Mahfud MD. (Foto: Youtube Kemenko Polhukam)
Menko Polhukam Mahfud MD. (Foto: Youtube Kemenko Polhukam)

Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan KKB Papua kategori teroris sesuai sesuai Undang-undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang pemberantasan tindakan terorisme. Dalam UU tersebut, terorisme adalah perbuatan yang melakukan kekerasan yang menimbulkan rasa teror.

"Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan
atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan," kata dia kepada wartawan, Kamis (29/4/2021).

Dalam perjalanan sejarah, KKB Papua berawal dari Organisasi Papua Merdeka yang berdiri pada 1965 lalu. Kelompok tersebut menginginkan Bumi Cenderawasih pisah dari Indonesia. Perlawanan bersenjata mereka lakukan di Manokwari. 

Ketika itu pimpinan kelompok tersebut adalah Goliath Tabuni, Puron Wenda dan Richard Hans Yoweni. Lalu muncul pimpinan Kelly Kwalik dan Egianus Kogoya. Kelompok yang paling eksis dan agresif menyerang saat ini dari Egianus Kogoya. 

Kelompok Egianus Kogoya pernah membantai puluhan karyawan PT Istaka Karya yang bekerja untuk pembangunan jembatan Jalan Trans Papua di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi pada Desember 2018 lalu. 

Sebenarnya masih ada kelompok lain di antaranya Lekagak Telenggen, Militer Murib, Sabinus Waker, Paniai, dan lainnya. Mereka sering melakukan aksi teror di Papua saat ini.

Tak Pakai Pendekatan Perang

Sementara Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa tidak menggunakan pendekatan peperangan dalam penanganan Papua. Prinsipnya memenangkan pertempuran tanpa peperangan. 

Pendekatan utama yang dilakukan TNI di bawah kepemimpinan Andika nantinya menggunakan senjata sosial komunikasi. Satuan teritorial yang digelar mulai dari babinsa, tantamil dan kodim. 

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa di Jayapura Papua. (Foto: Antara).
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa di Jayapura Papua. (Foto: Antara).

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman juga menyampaikan kepada para prajurit yang bertugas di Papua agar menyayangi masyarakat setempat. Jangan pernah sampai menyakiti hati mereka.

"Jangan sedikit pun berpikir untuk membunuh. Kalian harus tunjukkan rasa sayang kepada masyarakat Papua. Kamu harus baik pada masyarakat Papua, jangan menyakiti hati mereka," ujarnya saat memberikan pengarahan kepada prajurit TNI AD, Persit KCK dan Satgas Yonif PR 328/Dirgahayu di Markas Batalion Raider 754/ENK20/3 Kostrad, Selasa (23/11/2021).

Menurutnya, prajurit TNI harus mampu merangkul kelompok bersenjata agar mereka bisa kembali ke pangkuan NKRI.

"Satgas tidak harus memerangi KKB, namun mereka perlu dirangkul dengan hati yang suci dan tulus. Karena mereka saudara kita. Keberhasilan dalam tugas bukan diukur dengan dapat senjata, namun bagaimana saudara kita bisa sadar dan kembali ke pangkuan NKRI," ucap Jenderal bintang empat tersebut.

Tolok ukur keberhasilan tugas seorang prajurit TNI, jika mereka disayangi, dicintai, dibanggakan dan dikagumi rakyat Papua.

"Bila kalian selesai Satgas dan masyarakat menangisi kalian karena masih ingin kalian tugas dan tinggal bersama-sama dengan mereka, berarti kalian sudah berhasil merebut hati dan simpatik masyarakat Papua," ujarnya.

Editor: Faieq Hidayat

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow

Related News

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut