Kaleidoskop 2022: Skenario Ferdy Sambo Bunuh Brigadir J dan Perlawanan Bharada E
“Tidak ditemukan fakta peristiwa tembak-menembak seperti yang dilaporkan awal. Timsus menemukan bahwa peristiwa terjadi adalah peristiwa penembakan terhadap Saudara J. Penembakan dilakukan oleh RE atas perintah FS (Ferdy Sambo)," kata Kapolri dalam konferensi pers di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/8/2022).
Dalam kasus ini polisi menetapkan lima orang sebagai tersangka. Mereka yakni Ferdy Sambo, Bharada E, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Maruf.
Sementara Putri Candrawathi ditetapkan sebagai tersangka terakhir. Polisi sempat kesulitan melakukan pemeriksaan terhadap Putri karena kondisi psikologinya disebut masih terganggu akibat peristiwa tersebut.
Kasus ini juga menyeret belasan personel polisi ke dalam masalah. Tercatat ada 16 polisi yang sempat disanksi penempatan khusus (patsus) karena diduga terlibat dalam skenario yang dirancang Ferdy Sambo.
Selanjutnya ada beberapa dari mereka yang disanksi demosi dengan lama waktu berbeda. Bahkan ada sejumlah personel yang dipecat dari Polri karena dianggap melanggar kode etik kepolisian, termasuk Ferdy Sambo.
Tujuh orang pun ditetapkan sebagai tersangka kasus obstruction of justice atau upaya merintangi penyidikan pembunuhan Brigadir J. Mereka yaitu Ferdy Sambo, Hendra Kurniawan, Agus Nurpatria, Arif Rahman Arifin, Baiquni Wibowo, Chuck Putranto, dan Irfan Widyanto. Tersangka kedua kasus ini pun kini sudah menjadi terdakwa di persidangan.
Perlawanan Richard Eliezer
Tersangka yang disebut menjadi eksekutor Brigadir J yaitu Bharada E atau Richard Eliezer Pudihang Lumiu tampil menjadi pembeda dalam kasus ini. Dia berani menyerang balik skenario Ferdy Sambo yang menyebut Brigadir J tewas dalam tembak-menembak.
Bharada E diketahui sempat mengubah keterangannya. Pada akhirnya dia menulis sendiri kesaksiannya dalam peristiwa tersebut.
Dirinya pun mengakui telah menembak Bharada E atas perintah dari atasannya yakni Ferdy Sambo. Pengacara Bharada E saat itu, Muhammad Burhanuddin menegaskan kliennya dalam posisi tidak bisa menolak perintah atasan. Apalagi Bharada E merupakan ajudan Ferdy Sambo dengan pangkat terendah.
"Sementara petunjuknya sih dari atasan dia. Saya enggak bisa sebut nama, dari BAP dan keterangan kepada kuasa hukum dia mendapatkan tekanan dapat perintah untuk menembak itu saja. Atasannya kita sudah bisa reka-reka siapa atasannya," tuturnya.