Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Banjir Kemang Sudah Mengganggu, Ini Upaya Gubernur Pramono
Advertisement . Scroll to see content

Kaleidoskop: Bencana Besar di Indonesia Sepanjang 2021, Dari Gempa Bumi hingga Gunung Meletus

Jumat, 31 Desember 2021 - 23:41:00 WIB
Kaleidoskop: Bencana Besar di Indonesia Sepanjang 2021, Dari Gempa Bumi hingga Gunung Meletus
Sejumlah bencana besar melanda beberapa tempat di Indonesia sepanjang 2021. (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Sejumlah bencana besar terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2021. Letak Indonesia yang berada di antara dua benua dan dua samudra membuat negara ini rawan bencana alam.

Bahkan Indonesia terletak di cincin api dunia atau ring of fire yang memiliki ratusan gunung api aktif. Bencana yang terjadi sepanjang 2021 di Indonesia mulai dari banjir, tanah longsor, puting beliung, gempa bumi hingga gunung api.

Berikut daftarnya:

Banjir Kalimantan Selatan tanggal 12 Januari 2021

Berdasarkan data BNPB, banjir Kalimantan Selatan setidaknya menyebabkan 11 kabupaten/kota terdampak, di antaranya Kabupaten Tapin, Banjar, Kota Banjar Baru, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Barito Kuala, Tanah Laut, dan Kota Banjarmasin.

Akibat banjir ini, Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor mengeluarkan status tanggap darurat Nomor 188.44/058/KUM/2021 yang berlaku terhitung mulai tanggal 14 Januari 2021 sampai dengan 27 Januari 2021.

Kemudian status itu diperpanjang dengan SK Gubernur Kalimantan Selatan No 188.04/085/KUM/2021 tentang Perpanjangan SK Tanggap Darurat bencana banjir, tanah longsor, puting beliung, dan gelombang pasang di Kalsel terhitung 28 Januari 2021 sampai dengan 3 Februari 2021. Banjir ini menyebabkan 24 orang meninggal dunia, lebih dari 100.000 jiwa mengungsi, dan 600.000 jiwa terdampak.

Gempa Bumi Sulawesi Barat tanggal 14 Januari 2021

Sulawesi Barat diguncang gempa bumi cukup kuat berkekuatan Magnitude 5,9 tanggal 14 Januari 2021 pada pukul 13.35 WIB. Menurut BMKG pusat gempa pertama berada di 2.99 LS dan 118.89 BT dengan kedalaman 10 km pada empat km barat laut Majene.

Gempa Sulawesi Barat ini menelan korban sebanyak 101 jiwa meninggal dunia, tiga jiwa hilang, 95.157 jiwa mengungsi yang terbagi menjadi 20 titik pengungsian (29.119 jiwa) di Majene, 230 titik pengungsian (60.505 jiwa) di Mamuju, dan 107 titik pengungsian (5.433 jiwa) di Polewali Mandar. Gempa juga mengakibatkan total 11.124 jiwa terluka dengan rincian 5.562 jiwa luka berat, 278 jiwa luka sedang, dan 5.284 jiwa luka ringan.

Kerugian materi yang diakibatkan oleh gempa Sulawesi Barat ini antara lain kerusakan rumah dengan total sebanyak 16.293 yang terdiri dari rumah rusak berat, sedang, dan ringan. Di Kabupaten Majene terdapat 1.782 rumah berat, 1.140 rumah rusak sedang, 1.177 rumah rusak ringan.

Lalu di Kabupaten Mamasa terdapat 47 rumah rusak berat, 139 rumah rusak sedang, dan 580 rumah rusak ringan. Kabupaten Mamuju memiliki kerusakan terbanyak dengan 2.054 rumah rusak berat, 3.843 rumah rusak berat, dan 5.526 rumah rusak ringan.

Siklon Tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur bulan April 2021

Siklon Tropis Seroja terbentuk pada 3 April 2021 di perairan Pulau Sawu di wilayah selatan Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada pukul 02.00 WITA (01.00 WIB) tanggal 6 April 2021, Siklon Tropis Seroja terus bergerak dengan kecepatan 14 km/jam ke arah barat daya menjauhi garis pantai Indonesia.

Berdasarkan laporan Pusdalops BNPB ada beberapa bencana yang terjadi sebagai dampak dari terbentuknya Siklon Tropis Seroja. Bencana tersebut meliputi angin kencang, gelombang pasang, banjir, banjir rob, banjir bandang, dan tanah longsor.

Bencana-bencana tersebut terjadi dalam kurun waktu yang hampir bersamaan antara hari Jumat sampai Minggu pada 2-4 April 2021. Ada dua provinsi yang terdampak bencana yaitu NTT dan NTB.

Banjir bandang dan tanah longsor menjadi bencana yang paling banyak menyebabkan korban meninggal. Total korban meninggal 184 orang, dengan rincian 182 orang di NTT dan dua orang di NTB tepatnya di Kabupaten Bima.

Di NTT, Kabupaten Flores menjadi kabupaten dengan jumlah korban meninggal terbanyak. Setidaknya 72 orang dilaporkan meninggal akibat bencana ini.

Kabupaten Lembata dan Kabupaten Alor menjadi urutan selanjutnya dalam jumlah korban meninggal dengan jumlah kematian 46 orang di Kabupaten Lembata dan 29 orang di Kabupaten Alor. Selain korban meninggal, korban luka total tercatat 124 orang luka berat, 20 orang luka sedang, 33 orang luka ringan, dan 47 orang hilang.

Kerusakan bangunan rumah sejumlah 6.407 rumah rusak berat, 7.231 rumah rusak sedang dan 39.895 rumah rusak ringan. Selain rumah, fasilitas umum dan sosial juga rusak terkena amukan bencana. Total ada 3.116 fasilitas umum dan sosial yang terdampak.

Pemerintah Provinsi NTT menetapkan status tanggap darurat melalui Surat Keputusan No 118/KEP/HK/2021. Status tanggap darurat ini terhitung tanggal 6 April 2021 hingga 5 Mei 2021 atas bencana angin siklon tropis, banjir bandang, tanah longsor, dan gelombang pasang.

Gempa Bumi Jawa Timur pada April dan Mei 2021

Dua peristiwa gempa bumi merusak terjadi di Jawa Timur terjadi dalam waktu tak jauh yaitu April dan Mei 2021. Yang pertama terjadi di Kabupaten Malang pada Sabtu tanggal 10 April 2021 pukul 14.00 WIB.

Gempa bumi dengan Magnitudo 6,1 ini berpusat di 8.83 LS dan 112.5 BT (96 km arah selatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada kedalaman 80 Km). Gempa bumi ini mengakibatkan 17 kabupaten/kota di Jawa Timur terdampak.

Gempa juga mengakibatkan 10 orang meninggal dunia, dua orang mengalami luka berat, enam orang luka sedang, dan 97 orang luka ringan serta 1.879 orang mengungsi. Kerugian materi yang tercatat yaitu 8.698 rumah rusak ringan, 5.160 rumah rusak sedang, 2.413 rumah rusak berat, dan 755 fasilitas umum mengalami kerusakan.

Berselang sekitar satu bulan, gempa bumi kembali terjadi di Blitar pada Jumat tanggal 21 Mei 2021 pukul 19.09 WIB. Gempa bumi yang terekam oleh BMKG mempunyai kekuatan M6,2 ini berpusat di di Samudra Hindia pada koordinat 112,34 BT dan 8,63 LS atau sekitar 61 km selatan–tenggara Kota Blitar.

Pusat gempa berada di kedalaman 110 km tepatnya berlokasi di 57 km tenggara Kabupaten Blitar, 60 km barat daya Kabupaten Malang, dan 62 km tenggara Kota Blitar.

Gempa bumi yang kemudian dimutakhirkan menjadi M5,9 ini menimbulkan dampak korban jiwa dan atau kerusakan di delapan kabupaten / kota di Jawa Timur. Satu orang luka berat di Wonotirto Kabupaten Blitar dan dua orang luka ringan di Desa Banjarejo, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang.

Tercatat ada 1.409 rumah rusak (616 unit di Kabupaten Malang, 598 unit di Kabupaten Blitar, 85 unit di Kabupaten Lumajang, dua unit di Kota Malang, 92 unit di Kabupaten Pasuruan, 13 unit di Kota Blitar, dan 3 unit di Kabupaten Kediri). Selain itu ada 63 fasilitas umum yang rusak (20 unit di Kabupaten Malang, 38 unit di Kabupaten Blitar, tiga unit di Kabupaten Pasuruan, dan satu unit di Kabupaten Jember.

Erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021

Guguran awan panas Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur yang berukuran besar menggetkan warga di lerengnya pada Sabtu (4/12/2021) sore. Guguran awan panas besar mengarah ke Kawasan Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo.

PVMBG mencatat jarak luncuran awan panas mencapai 11 km dari kawah Gunung Semeru. Area yang terdampak pun sangat luas mulai dari Desa Supiturang, Desa Curah Kobokan, Desa Sumber Urip, Desa Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo. Lalu Desa Sumberwuluh, Desa Sumbermujur, Desa Penanggal, Desa Candi Puro, dan Desa Sumberjo di Kecamatan Candipuro.

Tercatat 51 orang meninggal dunia dalam kejadian ini. Sementara itu, jumlah warga mengungsi berjumlah 10.395 jiwa tersebar di 410 titik pengungsian.

Pengungsian terkonsentrasi di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Pasirian 17 titik dengan 1.746 jiwa, Candipuro 21 titik 4.645 jiwa dan Pronojiwo 8 titik 1.077 jiwa. Sebaran titik pengungsi juga teridentifikasi di Kabupaten Lumajang.

Sedangkan di luar kabupaten tersebut, pengungsian berada di Kabupaten Malang sebanyak sembilan titik (341 jiwa), Blitar 1 titik  3 jiwa, Jember 3 titik 13 jiwa dan Probolinggo 1 titik 11 jiwa.

Lalu setidaknya ada 863 warga terluka, 1.027 rumah rusak, dan satu fasilitas umum yakni Jembatan Gladak Perak yang menghubungkan Lumajang dan Malang terputus akibat aliran lahar Semeru. Pemerintah pun berupaya merelokasi warga dari zona rawan bencana.

Gempa Bumi M7,4 di Laut Flores NTT pada 14 Desember 2021

Gempa bumi kuat M7,4 mengguncang Laut Flores, NTT pada 14 Desember 2021. BMKG langsung mengeluarkan peringatan dini tsunami usai guncangan terjadi.

Tsunami dilaporkan mencapai Marapokot namun dengan skala kecil yaitu 0,07 meter. Tak lama BMKG mencabut peringatan dini tersebut.

Gempa bumi diketahui terjadi pada pukul 10.20 WIB dengan pusat di 7.59 LS dan 122.24 BT. Pusat gempa berada di kedalaman 10 km.

Dampak dari gempa bumi ini cukup luas. Mulai dari Sulawesi Selatan di mana gempa dirasakan di Kabupaten Kepulauan Selayar, Kota Makassar, Kabupaten Bulukumba. Di Sulsel ada korban luka-luka 97 orang, 595 rumah rusak, dan dua fasilitas umum rusak.

Di NTT gempa berdampak di Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka, Kabupaten Lembata, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Ende, dan Kabupaten Ngada. Gempa juga dirasakan hingga Kabupaten Wakatobi di Sultra.

Editor: Rizal Bomantama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut