Kapasitas Bandara Ngurah Rai Terbatas, Apron Pesawat Delegasi G20 Disebar ke Tempat Lain

JAKARTA, iNews.id - General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Handy Heryudhitiawan mengatakan apron atau tempat parkir pesawat kepala negara/delegasi KTT G20 akan disebar ke sejumlah bandara pendukung. Langkah itu dilakukan karena keterbatasan kapasitas apron di bandara Ngurah Rai.

“Untuk parkir pesawat karena memang tempat parkir pesawat di Bali terbatas, kami bagi beberapa pesawat (parkir) di bandara lain sebagai bandara pendukung G20,” kata Handy dikutip dari keterangannya, Minggu (13/11/2022).

Baca Juga

Surat dari 100 Tentara dan Perwira Cadangan Israel Ungkap Keruntuhan Nilai Prajurit Zionis

Dia menegaskan tamu G20 yang terdiri atas kepala negara/delegasi dari 20 negara anggota, ditambah 9 negara undangan dan sebagainya akan mendapat perlakuan VVIP.

Dari jumlah tersebut, dia mengungkapkan akan ada beberapa kepala negara atau delegasi yang membawa pesawat lebih dari satu bahkan hingga tiga pesawat. Kapasitas apron di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali diketahui hanya bisa menampung maksimal 62 pesawat.

Baca Juga

Kapolri Pastikan Peralatan dan Kesiapan Personel Keamanan KTT G20

Dari kapasitas itu, pihaknya menyiapkan 43 apron untuk kepala negara atau delegasi G20. Sisanya 19 apron untuk penerbangan komersial yang masih terus berjalan selama KTT G20.

"Kami siapkan 43 (tempat parkir pesawat) untuk parkir G20 di Ngurah Rai. Sisa 19 kami gunakan untuk penerbangan reguler komersial yang masih terus berlangsung selama pelaksanaan KTT G20. Beberapa pesawat delegasi harus disebar (parkir) ke bandara pendukung karena kapasitas bandara di Bali tidak cukup," ujar dia.

Dia tidak menyebut spesifik nama bandara yang menjadi pendukung G20 karena alasan keamanan. Namun, beberapa tempat ditunjuk sebagai bandara pendukung seperti di Lombok, Surabaya hingga Banyuwangi.

“Ada juga disiapkan bandara di Banyuwangi yang dekat dengan Bali, untuk pesawat-pesawat private kecil. Karena ada delegasi datang menggunakan pesawat private,” kata Handy.

Editor: Reza Fajri