Karakteristik Kelompok Sosial: Pengertian, Jenis dan Contohnya
1. Kelompok dalam (In Group) dan Kelompok Luar (Out Group)
Kelompok dalam (in group) merupakan kelompok sosial yang anggotanya mengungkapkan diri sebagai anggota kelompoknya. Sedangkan, kelompok luar (out group) merupakan pernyataan atau pengakuan itu bukan kelompok saya dari individu, namun kelompok mereka adalah diri mereka.
Umumnya sikap out group didasarkan pada perasaan berlawanan, bermusuhan, dan ketidakcocokan. Selain itu, baik dalam in group maupun out group akan muncul etnosentrisme, setiap anggota akan menganggap kelompoknya lebih baik dari kelompok lain.
2. Kelompok Primer dan Sekunder
Kelompok yang memiliki karakteristik saling mengenal antaranggota serta terjalinnya kerja sama erat yang bersifat pribadi dikatakan sebagai kelompok primer. Sedangkan dalam kelompok sekunder memiliki hubungan sosial yang formal, impersonal dan segmental, didasarkan pada hal apa yang dibicarakan.
Berbeda dengan kelompok primer, kelompok sekunder memiliki cakupan keanggotaan yang luas dan tidak terbatas. Hal ini juga berakibat pada pedoman hubungan kelompok sekunder pada efektifitas dan efisiensi.
Kedua kelompok ini memiliki manfaat mereka sendiri-sendiri. Dalam kelompok primer mampu membuat individu merasa dihargai sebagai manusia. Kelompok sekunder mampu membuat individu mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien karena sifatnya yang formal, impersonal.
3. Paguyuban dan Patembayan
Dalam hubungan paguyuban lebih condong pada hubungan personal. Penghormatan, etika, dan penghargaan pada orang yang saling berbicara ditempatkan sesuai dengan status sosial masing-masing.
Contohnya kelompok sosial ini adalah penempatan bahasa Jawa yang digunakan orang yang lebih tua dengan orang yang lebih muda. Umumnya orang tua akan menggunakan “Ngoko” ketika berbicara dengan orang yang jauh lebih muda, sedangkan orang berusia muda akan menggunakan “krama inggil” ketika berbicara dengan orang yang lebih tua usianya.
Selanjutnya, paguyuban memiliki pola hubungan kebiasaan saling mengunjungi satu dengan yang lain, hal seperti ini biasanya terjadi di daerah pedesaan. Pembicaraan yang dilakukan seadanya, tanpa target dan tanpa arah serta tujuan tertentu.
Sementara itu, dalam patembayan, yang sifatnya utilitarian atau hubungan yang didasarkan pada asas manfaat, formal, pembagian kerja yang jelas dan memiliki tujuan masing-masing. Umumnya hubungan patembayan terjadi pada masyarakat perkotaan.
4. Kelompok formal dan informal
Kelompok formal memiliki peraturan-peraturan tegas yang sengaja dibuat oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antar anggota. Beberapa contohnya seperti organisasi formal, lembaga pemerintahan atau birokrasi.
Selain kelompok formal, kita juga akan mengenal kelompok informal. Kelompok ini tidak ada struktur ataupun aturan tertentu. Biasanya kelompok informal terbentuk karena pertemuan yang berulang kali dan bersifat sementara. Masyarakat biasanya mengenal kelompok ini dengan sebutan kerumunan, karena tidak memiliki pimpinan dan tidak terorganisir.