Karier Cemerlang, Bapak-Anak Jenderal TNI AD Ini Pernah Jabat Danpaspampres
JAKARTA, iNews.id – Dua jenderal TNI AD pernah dipercaya memimpin pasukan perisai hidup presiden dan wakil presiden RI alias Paspampres. Menariknya mereka bapak dan anak, yang menjabat dalam periode berbeda.
Sosok tersebut yakni Mayjen TNI (Purn) Norman Sasono dan Letjen TNI (Purn) Marciano Norman. Marciano yang kini Ketua Umum Komite Olimpiade Nasional Indonesia atau KONI Pusat merupakan putra Norman Sasono, Danpaspamres periode 1966-1972.
Mengutip laman situs resmi TNI, cikal bakal Paspampres bermula dari Detasemen Kawal Pribadi yang diisi oleh para pemuda pejuang dari kesatuan Tokomu Kosaku Tai. Mereka berperan sebagai pengawal pribadi presiden, sementara pemuda mantan anggota kesatuan PETA berperan sebagai pengawal Istana.

Menurut TNI, situasi keamanan awal kemerdekaan Indonesia sangat memprihatinkan dan membahayakan keselamatan Presiden. Ini karena Jakarta diduduki Belanda pada 3 Januari 1946.
“Maka Mr Pringgodigdo selaku Sekretaris Negara mengeluarkan perintah untuk melaksanakan operasi penyelamatan pimpinan nasional. Operasi itu kemudian dikenal dengan istilah Hijrah ke Yogyakarta,” bunyi laman situs resmi TNI, dikutip Sabtu (9/7/2021).
Untuk mengenang keberhasilan menyelamatkan Presiden Indonesia yang baru pertama kalinya dilaksanakan tersebut, pada 3 Januari 1946 dipilih sebagai Hari Bhakti Paspampres. Seiring perkembangan zaman, organisasi DKP pun terus disempurnakan.
Berdasarkan Surat Keputusan Pangab Nomor Kep /02/II/1988 pada 16 Februari 1988 Paswalpres masuk dalam struktur organisasi Bais TNI. Dalam perkembangan selanjutnya Paswalpres berubah menjadi Paspampres.
Profil Mayjen TNI (Purn) Norman Sasono
Norman Sasono menempuh pendidikan Akademi Militer di Malang pada 1945. Setelah lulus dia menjadi perwira Corps Polisi Militer (CPM).
Ketika Resimen Tjakrabirawa dilikuidasi pada 1966, TNI membentuk kesatuan baru untuk mengawal dan mengamankan Presiden. Kesatuan baru tersebut yakni Satgas Pomad/Para.
Ketika itulah Norman, perwira menengah dengan pangkat kolonel CPM, ditunjuk sebagai komandan. Dia menjabat pada kurun waktu 1966-1972.
Selain Danpaspampres, Norman juga pernah menjabat sebagai Pangdam XII/Tanjungpura dan Pangdam Jaya. Dia meninggal dunia di RS Cikini, Jakarta, Kamis (20/11/1997). Upaca pemakamannya di TMP Kalibata dipimpin KSAD, ketika itu, Jenderal TNI Wiranto.
Profil Letjen TNI (Purn) Marciano Norman
Lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Marciano mengikuti jejak ayahnya sebagai tentara. Dia menempuh pendidikan di Akademi Militer dan lulus pada 1978.
Namun berbeda dengan sang ayah yang masuk CPM, Marciano merupakan abituren dari kecabangan kavaleri. Lulus dari Lembah Tidar, dia menjabat Danton Yonkav 7 Kodam Jaya, kemudian berlanjut Komandan Kompi Serbu 73 Yonkav 7 Kodam Jaya.

Beberapa jabatan lainnya yang pernah dipegang antara lain Dandim 1633/Nainaro, Danrem 121/ABW Kodam Tanjungpura, dan Direktur Analisis Lingkungan Strategis Ditjen Strategi Pertahanan Departemen Pertahanan.
Jejak militer Marciano kembali mengikuti sang ayah ketika dipercaya sebagai Danpaspampres pada 2008. Ketika itu dia menggantikan seniornya, Mayjen TNI Suwarno, peraih Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama Akmil 1977 yang juga dari kecabangan kavaleri.
Selepas memegang tongkat komando Pasukan Baret Biru Muda, Marciano dipromosikan sebagai Pangdam Jaya (2010). Penunjukan ini pun mengulang jejak ayahnya.
Setahun di Kodam Jaya, Marciano dipercaya sebagai Komandan Kodiklat TNI AD. Setelah itu dia menjabat kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Ketika pensiun Marciano terpilih sebagai Ketua Umum KONI Pusat periode 2019-2023.
Editor: Zen Teguh