Kaus Ganti Presiden 2019, Yusril: Itu Spontanitas Saja
JAKARTA, iNews.id - Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyinggung kaus bertuliskan Ganti Presiden 2019 tak hanya viral di media sosial. Sejumlah tokoh juga menanggapi pidato Presiden tersebut.
Salah satunya, Ketua umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Izha Mahendra. Dia mengatakan, kasus Ganti Presiden 2019 hanya spontanitas. Yusril menuturkan hal itu wajar terjadi menjelang kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Pasti ada gerakan dan aspirasi masyarakat baik yang mendukung maupun menolak adanya perubahan.
"Tapi saya pikir itu aspirasi spontan masyarakat yang tidak bisa dihalangi. Ini tahun politik, wajar kalau suhu politik memanas. Ada yang pro dan kontra," kata Menteri Kehakiman dan HAM ke-22 di era Presiden Megawati Soekarnoputri ini di Kompleks Parlemen, Jakarta, (9/4/2018).
Lebih dari itu, dia menegaskan bahwa biarkan gerakan-gerakan yang terjadi saat ini berkembang begitu saja. Menurut dia, nantinya rakyat juga yang akan menentukan pemimpin pada kontestasi Pilpres 2019 mendatang.
"Pada akhirnya yang menentukan Pilpres 2019. Jadi kita cukup secara rasional saja apa yang berkembang," kata Menteri Sekretaris Negara di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.
Saat menanggapi pernyataan Presiden Jokowi tentang kaus ganti Presiden 2019, Yusril balik menyindir. Dia mengungkit kemeja kotak-kotak merah sebagai salah satu atribut kampanye Jokowi.
"Pak Jokowi kan bilang masa baju kaus bisa nurunin presiden. Saya bilang masa baju kotak-kotak bisa naikin orang jadi presiden?" selorohnya.
Jokowi dalam pidatonya sempat menyinggung soal isu kaus bertuliskan 2019 ganti presiden. Dia mengatakan, presiden tidak bisa diganti hanya menggunakan kaus tersebut. Menurutnya, seorang pemimpin itu jangan pesimis, sebaliknya harus memberikan optimisme kepada rakyat.
Pidato Jokowi itu mendapatkan pujian dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Jokowi dinilai mampu menjawab kritikan. Pidato Jokowi juga bentuk pertanggungjawabannya sebagai pemimpin.
"Bukan serangan balik. Pak Jokowi melakukan klarifikasi menjadi pemimpin harus membangun optimisme. Menjadi pemimpin itu harus menggelorakan harkat dan martabat bangsa untuk menyatukan semangat gotong-royong," ujar Sekjen DPP PDIP, Hasto Hasto Kristiyanto di DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta.
Editor: Azhar Azis