Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Penjelasan Polisi soal Lisa Mariana Tak Ditahan meski Jadi Tersangka
Advertisement . Scroll to see content

Kemacetan: Problem yang Kompleks dan Multidimensional

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 12:39:00 WIB
Kemacetan: Problem yang Kompleks dan Multidimensional
Oki Earlivan, Dosen di BPP University, London (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

Shanghai di China adalah contoh sukses dari konsep ini. Kota ini telah mengembangkan beberapa CBD baru di berbagai titik kota, seperti Lujiazui, Hongqiao, dan Zhangjiang. Setiap CBD memiliki spesialisasi yang berbeda, seperti keuangan di Lujiazui dan teknologi di Zhangjiang. Strategi ini tidak hanya mendistribusikan beban ekonomi dan pergerakan populasi, tetapi juga menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru di luar wilayah pusat kota.

Hal serupa juga diterapkan di Seoul, Korea Selatan, yang mengembangkan kawasan bisnis seperti Gangnam dan Yeouido sebagai alternatif dari pusat kota tradisional. Kedua wilayah ini dihubungkan dengan baik oleh jaringan transportasi publik, termasuk kereta bawah tanah, yang memungkinkan masyarakat untuk berpindah tempat kerja tanpa harus memasuki pusat kota yang lebih padat. Model polycentric city ini memungkinkan Seoul untuk mengurangi beban lalu lintas di pusat kota dan mendorong pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah .

Ridwan Kamil berencana untuk menciptakan CBD baru yang terintegrasi dengan jaringan transportasi massal di Jakarta. Dengan mengembangkan kawasan bisnis di wilayah seperti Jakarta Timur dan Selatan, ia berharap dapat mengurangi jarak perjalanan antara tempat tinggal dan tempat kerja, yang pada gilirannya akan mengurangi kemacetan. Pengembangan CBD baru juga akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja di luar pusat kota, serta menarik investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Tantangan dan Potensi Keberhasilan

Meskipun kedua inovasi ini menjanjikan, tantangan yang dihadapi Ridwan Kamil dalam implementasinya sangat kompleks. Pengembangan transportasi sungai memerlukan perbaikan kualitas sungai yang saat ini masih dipenuhi oleh sampah dan sedimentasi. Di sisi lain, pembangunan CBD baru membutuhkan investasi besar dan koordinasi antarpemangku kepentingan, termasuk sektor swasta dan pemerintah pusat.

Untuk mengatasi tantangan ini, Ridwan Kamil yakin bahwa hubungan yang akan terjalin baik dengan pemerintah pusat akan menjadi kunci keberhasilan inovasi ini. Inovasi Ridwan Kamil dalam pengembangan transportasi sungai dan penciptaan CBD baru menunjukkan visinya untuk menciptakan Jakarta yang lebih terhubung dan efisien. Meskipun tantangannya besar, contoh sukses dari negara-negara lain, seperti Bangkok, Shanghai, dan Seoul, memberikan bukti bahwa strategi ini bisa berhasil jika didukung oleh infrastruktur yang memadai dan perubahan perilaku masyarakat. Dengan pendekatan yang tepat, Jakarta bisa menjadi kota yang lebih modern, ramah lingkungan, dan nyaman bagi penduduknya dalam beberapa tahun mendatang.       

Editor: Maria Christina

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut