Kemenkes Targetkan Eliminasi Rabies pada Manusia Tahun 2030, Ini Caranya
JAKARTA, iNews.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan eliminasi rabies pada manusia akibat gigitan anjing pada 2030. Upaya yang dilakukan yakni dengan vaksinasi anjing secara massal dan terus-menerus.
"Pada 2030 kita menargetkan harus ada eliminasi rabies pada manusia yang dimediasi oleh anjing di tahun 2030. Secara bertahap mengurangi yang akhirnya memberantas rabies pada manusia melalui vaksinasi anjing massal secara terus-menerus," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, dr. Imran Pambudi, Jumat (2/6/2023).
Dia menegaskan, untuk dapat mengeliminasi rabies pada manusia maka intervensi utamanya adalah dengan vaksinasi anjing.
"Kalau pembawa rabies masih berkeliaran dan tidak terlindungi oleh vaksin maka dia masih bisa menularkan," katanya.
Menurutnya terdapat dua strategi pengendalian rabies, yakni strategi umum dan teknis. Strategi umum yakni tata laksana kasus gigitan, memberikan komunikasi, informasi dan edukasi, memberikan dukungan regulasi serta keterlibatan masyarakat.
Untuk strategi teknis, yakni vaksinasi pada hewan, pengawasan dan analisis epidemiologi, evaluasi diagnostik, respons cepat dan penanganan hewan suspek, pengawasan lalu lintas hewan dan manajemen populasi anjing.
Tahap awal gejala rabies pada manusia adalah demam, badan lemas dan lesu, tidak nafsu makan, insomnia, sakit kepala hebat, sakit tenggorokan dan sering ditemukan nyeri.
Setelah itu terasa kesemutan atau rasa panas di lokasi gigitan, cemas dan mulai timbul fobia seperti hidrofobia, aerofobia dan fotofobia sebelum meninggal dunia.
Sementara gejala hewan yang terkena rabies dapat dicirikan dengan karakter hewan menjadi ganas dan tidak nurut pada pemiliknya. Hewan juga tidak mampu menelan, lumpuh, mulut terbuka dan air liur keluar secara berlebihan, bersembunyi di tempat gelap dan sejuk, ekor dilengkungkan ke bawah perut di antara kedua paha, kejang-kejang dan diikuti kematian.
"Pada rabies asimtomatik hewan tidak memperlihatkan gejala sakit namun tiba-tiba mati," kata Imran.
Editor: Reza Fajri