Kementrans Siapkan Proyek Percontohan Budidaya Alpukat untuk Tingkatkan Penghasilan Warga
BATAM, iNews.id - Kementerian Transmigrasi (Kementrans) menyiapkan proyek percontohan (pilot project) budidaya alpukat di satuan permukiman Tanjung Banon yang ada di Kawasan Transmigrasi Batam, Rempang dan Galang (Barelang), Kepulauan Riau.
Program ini terinspirasi dari keberhasilan Desa Wisata Jambu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang sukses mengembangkan alpukat sebagai komoditas unggulan sekaligus agrowisata yang meningkatkan pendapatan warga.
"Ini ada Bapak Agus Joko Susilo. Beliau ini adalah Kepala Desa Jambu di Kediri. Saya bertemu beliau di ITS, nah beliau itu mengembangkan alpukat di Kediri. Jadi agak unik, namanya Desa Jambu tapi isinya alpukat," ucap Menteri Transmigrasi M Iftitah Sulaiman Suryanagara di Tanjung Banon, Batam.
Dalam kesempatan tersebut, Iftitah turut menghadirkan Kepala Desa Wisata Jambu, Agus Joko Susilo sebagai inspirasi pengembangan alpukat di Kawasan Transmigrasi Barelang. Agus menilai, lahan yang dimiliki warga Tanjung Banon cocok untuk ditanami pohon alpukat.
“InsyaAllah semua warga masyarakat Tanjung Banon ini akan kita ajak untuk menanam alpukat yang besar-besar seperti ini,” kata Agus Joko Susilo sambil menunjukkan buah alpukat berukuran besar dan berbentuk unik kepada warga Tanjung Banon.

Desa Wisata Jambu berhasil menghapus angka kemiskinan dengan mengajak seluruh warga menanam alpukat. Sebagai gambaran, warga di desanya yang memiliki 10 pohon alpukat rata-rata bisa menghasilkan Rp35 juta per tahun. Pola serupa pun akan diterapkan di Kawasan Transmigrasi Barelang dengan harapan bisa meraih kesuksesan serupa.
“Alhamdulillah, atas arahan Bapak Menteri, mudah-mudahan kawasan ini akan menjadi kawasan agrowisata. Agrowisata buah yang akan mendongkrak penghasilan warga masyarakat semuanya,” ujar Joko.
Iftitah menilai Kawasan Transmigrasi Barelang memiliki potensi besar untuk dikembangkan tidak terbatas pada sektor kekayaan alamnya.
“Mengembangkan Tanjung Banon bukan hanya potensi lautnya atau pertaniannya, hortikulturanya, tapi juga potensi-potensi ekonomi lainnya termasuk budaya Melayu,” tuturnya.
Untuk mendukung penguatan ekonomi lokal, pemerintah juga mendorong pemanfaatan lahan dan bangunan rumah warga untuk usaha pariwisata berbasis komunitas.
“Kita nanti bikin sentra kuliner, kemudian tadi kita ada diskusi ide bikin hotel kampung semacam homestay. Bapak Ibu diberikan 45 meter bangunan, jadi nanti ada sisa lahan yang bisa kita berdayakan untuk model hotel kampung, homestay,” katanya.
Selain itu, Kementrans akan mendirikan Kampus Patriot di Kawasan Transmigrasi Barelang.
“Kampus Patriot itu adalah anak-anak pintar dari seluruh Indonesia, mereka akan kuliah di ITB, di UI, di UGM, di beberapa universitas terbaik di Indonesia, tetapi studinya tidak di Jawa. Mereka akan tinggal sehari-hari bersama Bapak Ibu sekalian di Tanjung Banon,” ujarnya.
Kementrans menegaskan penciptaan ekonomi baru di Kawasan Transmigrasi Barelang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan dengan memberikan pendampingan langsung. Berbagai program tersebut pun akan mulai dilaksanakan pada tahun 2026.
Editor: Aditya Pratama