Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Noel Tampil Pakai Peci hingga Sorban saat Berkas Perkara Pemerasan K3 Dilimpahkan ke Jaksa
Advertisement . Scroll to see content

Kemnaker Ungkap Penyebab Gen Z Susah Dapat Kerja, Apa Itu?

Sabtu, 27 September 2025 - 12:12:00 WIB
Kemnaker Ungkap Penyebab Gen Z Susah Dapat Kerja, Apa Itu?
Ilustrasi penyebab Gen Z sulit dapat kerja saat ini. (Foto: Freepik)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kepala Pusat Pasar Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Surya Lukita mengungkap penyebab Gen Z sulit dapat kerja. Menurutnya, saat ini beberapa perusahaan lebih melihat soft skill dibanding hard skill yang dimiliki kandidat.

Ia menjelaskan berdasarkan laporan yang diterima dari pemberi kerja, banyak dari angkatan kerja Gen Z yang kurang dari sisi soft skill. Akibatnya, perusahaan enggan mempekerjakan mereka.

"Sekarang ini isunya bukan kemampuan teknis saja. Perusahaan itu lebih melihat di soft skill-nya anak-anak pencari kerja, ini yang kurang. Makanya kan sekarang banyak isu kalau di media-media juga sering dibahas, perusahaan agak enggan mempekerjakan Gen Z," ujar Surya saat ditemui di Kantor Pusat Pasar Kerja, Jumat (26/9/2025).

Surya menjelaskan, dari sisi kualifikasi pendidikan sebetulnya masih banyak perusahaan yang mencari kualifikasi dengan standar pendidikan SMA/SMK sederajat. Bahkan berdasarkan data dari Pusat Pasar Kerja saat ini lowongan pekerjaan menurut pendidikan 54,23 persen untuk SMA/SMK sederajat.

"Kalau kualifikasi pendidikan sebenarnya match-match saja (dengan kebutuhan pekerja). Ini isunya soft skill yang agak kurang," tutur dia.

Di satu sisi, ia menilai Gen Z lebih kurang cocok untuk masuk dalam industri manufaktur atau pekerja buruh pabrik. Mereka dinilai lebih cocok untuk menggarap pekerjaan yang bersangkutan dengan digital seperti konten kreator, live streaming, dan lain sebagainya.

Namun, lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja saat ini justru berasal dari industri pengolahan. Tercatat, industri itu menyerap hingga 96.447 orang, disusul sektor perdagangan 54.885 orang, dan sektor teknologi dan komunikasi 33.043 orang per 4 September 2025.

"Jadi Gen Z ini juga harus bisa menyesuaikan dengan pekerjaan yang akan dia kerjakan nanti. Mau tidak mau, harus. Jadi bukan pekerjaan yang menyesuaikan karakter Gen Z, tapi seharusnya Gen Z ini yang menyesuaikan keperluan karakter yang ada di perusahaan," ujar Surya.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut