“Di situ dapat terprediksi atau terestimasi kalau itu terjadi yang akan mengalami guncangan adalah zona-zona kuning itu guncangannya kuning ya, kuning sampai orange, ada merah juga itu di sekitar juga ya itu intensitas guncangannya mencapai 6 hingga 7 MMI ya dengan deskripsi artinya kalau intensitas setinggi itu akan terjadi kerusakan sedang hingga berat,” ucap dia.
“Zonanya mana saja itu sudah terdeteksi dari model ya ini. Nah jadi ini yang harus ini kami sampaikan ke pemerintah daerah dan pihak terkait agar melakukan antisipasi dan kesiapan. Jadi kita nggak tahu apakah mau terjadi 2025 atau 2000 sekian, wallahualam ya tapi kita harus siap,” kata Dwikorita.
Bahkan, kata Dwikorita, jika gempa terjadi di zona megathrust maka wilayah-wilayah di sekitar Selat Sunda, seperti Banten, Lampung, dan sebagian Jawa Barat, berpotensi mengalami guncangan dengan intensitas mencapai 6 hingga 7 MMI (kerusakan sedang hingga berat). Selain itu, tsunami yang dihasilkan diperkirakan dapat mencapai ketinggian lebih dari 3 hingga 20 meter, terutama di pantai-pantai sekitar Selat Sunda.
“Kemudian juga skenario model gempa megathrust Selat Sunda ini kita lengkapi dengan skenario model tsunami, ketinggian tsunami ini warna merah tingginya bisa di atas 3 meter, 3 meter juga bisa 10 meter ya di atas 3 meter, bisa sampai 10 meter lebih belasan meter bahkan mungkin 20 meter atau belasan lah ya paling tidak," ucapnya.Sementara itu, Jakarta juga akan terkena imbasnya berupa tsunami setinggi 50 cm.
Baca Juga
BMKG Ungkap Penyebab Gempa Magnitudo 4,4 di Bantul
“Di Jakarta itu kira-kira setengah meter kayaknya di Jakarta maksudnya di teluk Jakarta itu juga kena tapi hanya sekitar berapa cm gitu ya, 50 cm sekitar itu.”
Editor: Puti Aini Yasmin