Ketum PBNU Sampaikan 4 Persoalan Umat Islam di Oxford University, Salah Satunya Istilah Kafir
Melalui pengalaman panjang dalam mengelola dan mengembangkan peradaban Islam di Indonesia, NU memiliki kemampuan otoritatif sebagai representasi Islam untuk memberi penjelasan kepada masyarakat dunia.
“Dunia hari ini perlu membangun cara pandang baru dalam membangun misi peradaban Islam agar peradaban Islam terasa lebih segar dan kontekstual dengan situasi kita hari ini”, tutur Gus Yahya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, NU terus bekerja sama dengan berbagai tokoh dan organisasi agama di seluruh dunia, salah satunya melalui pertemuan Religion 20 (R20) yang baru saja dilakukan di Bali, Indonesia.
Perlu diketahui, acara diskusi tersebut digelar oleh The Oxford Union Society (berdiri 1823), salah satu lembaga bergengsi di Oxford University yang sering menghadirkan para pemimpin dan tokoh berpengaruh dunia seperti Albert Einstein, Dalai Lama, Mother Theresa, Stephen Hawking, Michael Jackson, Bill Clinton, David Cameron, Malala Yousafzai, dan tokoh berpengaruh dunia lainnya.
Debat di The Union dipandu oleh presidennya, Ahmad Nawas. Kemudian agenda serula di The PolicyExcange diarahkan oleh teksturnya, Lord Godson. Tampak mendampingi Gus Yahya dalam acara tersebut antara lain, Sekretaris PCNU Sleman Yogyakarta, Dr M Najib Yuliantoro dan aspri Ketua Umum, Ahmad Ghufron Siroj.
Editor: Rizal Bomantama