Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 2 Keris Pusaka Presiden Prabowo Motif Bali Dipamerkan di Surabaya
Advertisement . Scroll to see content

Kisah 2 Pusaka Sakti Sunan Kalijaga yang Hentikan Wabah Penyakit di Tanah Jawa

Rabu, 16 Maret 2022 - 06:28:00 WIB
Kisah 2 Pusaka Sakti Sunan Kalijaga yang Hentikan Wabah Penyakit di Tanah Jawa
Tradisi penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga di Kadilangu, Kabupaten Demak tahun 2020. (Foto: iNews/Sukmawijaya)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Sunan Kalijaga diberi anugerah oleh Allah SWT berupa dua pusaka yang terkenal kesaktiannya yaitu Rompi Ontokusumo dan Keris Kiai Carubuk. Oleh sebab itu, Sunan Kalijaga dikenal sebagai salah satu dari Wali Songo yang memiliki ilmu kanuragan dan ilmu batin.

Kedua pusaka tersebut disimpan anak cucu keturunan Sunan Kalijaga hingga kini. Bahkan setiap setiap hari raya Idul Adha atau 10 Dzulhijah kedua pusaka tersebut dimandikan atau dijamas (jamasan).

Tradisi ini tetap dilakukan sesuai wasiat Sunan Kalijaga terhadap keturunannya. Pelaksana Tugas Panembahan Kadilangu Raden Krisnaidi mengatakan penjamasan Pusaka Sunan Kalijaga wajib dilakukan walaupun ada pembatasan kegiatan akibat pandemi Covid-19.

“Tradisi jamasan dua pusaka tersebut adalah wasiat keramat dari Sunan Kalijaga sebelum meninggal,” katanya di Demak, Jumat (31/7/2020) lalu saat Idul Adha 1441 H.

“Sebelum meninggal Sunan Kalijaga sempat berpesan, sak lungone sun rumato pusaka iku. Ojo wani ngulingani dapor miwah tangguhe. Yen nganti surup mesti ngeno popo tanpo netro, wasiat yang berarti setelah kepergian Sunan agar keturunannya merawat pusaka itu. Namun dilarang untuk melihat pusaka itu kalau tidak ingin terkena musibah mata menjadi buta,” ucapnya.

Saat menjamas, seluruh tim memang dilarang melihat pusaka tersebut dengan mata terbuka. Mereka hanya diperbolehkan merendam tangannya ke dalam bokor minyak jamas. Selanjutnya melumasi kedua pusaka dengan kedua tangannya.

Konon Rompi Ontokusumo dibuat dari kulit kambing yang dirajah oleh Sunan Bonang. Kisahnya dimulai saat wabah penyakit merajalela di wilayah Pantai Selatan yang ditimbulkan oleh Kanjeng Nyai Ratu Kidul.

Pagebluk yang ditimbulkan oleh kejahatan Nyai Ratu Kidul tersebut merenggut jiwa siapa saja. Melihat kenyataan ini, Sunan Kalijaga lalu mencoba melawan wabah penyakit yang diciptakan Kanjeng Nyai Ratu Kidul.

Lalu Sunan Kalijaga bertarung dengan Kanjeng Ratu Kidul, namun sang wali mengalami kekalahan. Setelah kekalahan itu, Sunan Kalijaga mendapat wangsit atau petunjuk yang mengatakan untuk mengalahkan Kanjeng Nyai Ratu Kidul, Sunan Kalijaga harus mengkhatamkan Alquran.

Lalu Sunan Kalijaga mengkhatamkan Alquran di Masjid Demak dengan disaksikan beberapa anggota Wali Songo lainnya. Konon setelah usai menjalankan sholat Subuh berjamaah para Wali Songo menemukan kulit kambing pada hari Kamis Legi malam Jumat Pahing.

Kulit kambing tersebut kemudian dibuat menjadi rompi dengan rajahan oleh Sunan Bonang. Rompi inilah yang kemudian disebut sebagai Rompi Ontokusumo.

Namun setelah selesai rompi ini terlalu sempit untuk dikenakan oleh Sunan Bonang. Lalu coba dikenakan oleh para Wali Songo lainnya tetapi tetap saja tak muat. Tapi saat Sunan Kalijaga mencoba mengenakannya rompi tersebut ternyata pas.

Rompi Ontokusumo kemudian diberikan ke Sunan Kalijaga. Ketika mengenakan rompi ini, Sunan Kalijaga menjadi lebih kuat.

Kekuatan yang terkandung dalam Rompi Ontokusumo konon sangat luar biasa. Bahkan, para sunan pun tak dapat menyimpulkan secara pasti “cahaya” yang terkandung dalam rompi tersebut.

Berdasarkan cerita sejak saat itu Sunan Kalijaga selalu mengenakan rompi tersebut. Rompi ini pulalah yang menjadi tameng dalam pertempurannya menaklukan ratu pantai selatan, Nyai Roro Kidul. Sehingga akhirnya penguasa pantai selatan itu akhirnya memeluk Islam.

Sementara pusaka Kiai Carubuk dibuat oleh Empu Supa, yang tak lain sahabat Sunan Kalijaga.

Saat diminta tolong untuk membuatkan keris untuk Sang Sunan, Empu Supa terkaget-kaget karena konon bahan yang diberikan padanya hanyalah besi berukuran sebuah biji asam. Meski hanya sebesar biji asam, besi yang diberikan sunan sebagai bahan kerisnya ternyata memiliki berat yang luar biasa, tak sesuai dengan besar dan ukurannya.

Singkat cerita, Empu Supa kemudian selesai mengerjakan tugasnya. Keris yang sudah jadi itu kemudian dia serahkan pada Sang Sunan. Oleh Sunan Kalijaga, keris dengan 17 lekuk itu kemudian diberi nama Keris Kiai Carubuk.

Keris ini sangat ampuh dan diwariskan turun temurun. Keris ini bahkan dapat mengalahkan kesaktian keris setan kober yang dipunyai Arya Penangsang saat terjadi pemberontakan di Mataram.

Editor: Rizal Bomantama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut