Kisah Heroik Prajurit Marinir Diberondong Pasukan Musuh demi Antar Amunisi untuk Kopassus
JAKARTA, iNews.id - Penerbang helikopter Kapten Marinir Sugeng Hardjo gugur saat Operasi Seroja pada Agustus 1976 lalu. Dia ditugaskan mendukung operasi darat di Palangan Timor Timur yang kini disebut Timor Leste.
Ketika itu Kogasgab Seroja yang bermarkas di Kota Dili menerima permintaan bantuan logistik dari satu pasukan Kopassus yang terkepung oleh pasukan Fretilin. Menerima permintaan itu, maka satuan pesawat dari Pelita Air Service yang diperbantukan ke Kogasgab diperintahkan untuk mengirimkan logistik berupa makanan, amunisi, dan obat-obatan.
Tetapi mendengar bahwa Kota Same sedang dalam pengepungan, penerbang yang sebenarnya mendapat giliran tugas hari itu menolak untuk bertugas. Demikian dikutip dari Info Historia- Buletin Kesejarahan TNI AL.

Melihat hal itu, Kapten KKO Sugeng yang sudah bertugas pada hari sebelumnya bersedia menggantikannya dengan sukarela. Hal itu kemungkinan besar didasarkan pada pengalamannya sebagai pasukan Infanteri di Batalyon I KKO.
Kemudian dari lapangan terbang Komoro di Kota Dili, Kapten Sugeng menerbangkan pesawat helikopter jenis Bolkow 105 dengan mengangkut logistik yang diminta oleh satuan Kopassus. Penerbangan menuju Kota Same, meskipun melalui daerah-daerah yang dikuasai Fretilin tidak ada gangguan.
Tetapi sewaktu dia melakukan manuver ‘approach’, yaitu pendekatan untuk mendarat di ‘landing spot’ yang telah disediakan, dia menerima berondongan peluru dari pasukan Fretilin yang mengepung Kota Same.
Beberapa peluru menembus badannya, namun Kapten Sugeng tetap terus melakukan gerakan untuk mendaratkan helikopternya. Setelah berhasil mendaratkan helikopternya Kapten Sugeng jatuh lunglai dan kemudian gugur karena kehabisan darah.
Akan tetapi usaha dan nyawa yang dikorbankan Kapten Sugeng tak sia-sia, pasukan Kopassus berhasil memperoleh amunisi sehingga mampu melancarkan serangan balik terhadap gerombolan Fretilin.
Atas dedikasi dan kepahlawanannya, Kapten Marinir Sugeng Hardjotaruno dianugerahi Bintang Sakti berdasarkan Keppres Nomor 069/TK/TH. 1978 tanggal 14 Desember 1978 dan pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor Marinir Anumerta.
Saat ini namanya diabadikan menjadi nama "Kesatrian Marinir Sugeng Hardjo Taruno" Markas Komando Puslatpur Marinir 05 Baluran, Situbondo, Jawa Timur.
Editor: Faieq Hidayat