Kisah Inspiratif Penjual Barang Antik Sukses Kuliahkan Anak hingga S2
JAKARTA, iNews.id - Mungkin tidak banyak yang menyangka, aktivitas berjualan barang antik dapat menjadi opsi meraih pendapatan yang cukup menjanjikan. Bahkan profesi ini mampu membawa keluarga, terutama anak untuk meraih jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Salah satunya diungkapkan pria bernama Dahlan. Meski pun barang antik terlihat kuno dan tidak berguna, nyatanya barang antik dapat membawa rezeki lebih bagi pria berusia 60 tahun itu.
Sejak 1987, Dahlan sudah menjadi pedagang barang antik di Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat. Banyak yang dia tawarkan, mulai dari jam lama, televisi, patung hingga bagian-bagian kapal yang sudah dipisahkan satu per satu.
Dulu, kata Dahlan, banyak sekali pembeli yang sengaja datang dari luar kota bahkan luar negeri untuk membeli barang dagangannya.
"Barang antik di Jalan Surabaya juga terkenal bisa ditawar, beda dengan tempat lain. Banyak pembeli yang datang dari Semarang, Solo, Surabaya, dan Yogyakarta," kata Dahlan saat ditemui di lokasi, Selasa (5/7/2022).
Namun, saat ini menurutnya peminat barang antik semakin berkurang, terlebih akibat pandemi. Tapi, kata Dahlan, barang antik tak akan kehilangan pasarnya.
Walaupun semakin hari kian tergerus, namun Dahlan tidak ingin kalah. Dia tetap berjualan dengan tabah yang disebutnya bagian dari cobaan.
Di bawah terik matahari, Dahlan menceritakan masa-masa indah selama menjadi pedagang barang antik. Dia menjelaskan pendapatannya pernah mencapai Rp10-25 juta dalam sehari.
"Kalau kaya gini, bisa Rp10 juta harga ornamen kapal. Pernah Rp25 juta, apalagi kalau diborong, tapi masih bisa ditawar jadi Rp15 juta," ucapnya menggebu-gebu.
Dahlan terus bercerita soal pekerjaannya dengan sangat semangat. Dia lantas berbangga, karena hasil dari penjualan barang antik dapat menyekolahkan tiga anaknya hingga ke perguruan tinggi. Bahkan, kata Dahlan, anaknya yang paling tua telah menyelesaikan S2.
"Selama 35 tahun jual-beli barang antik, bisa nyekolahin anak juga, gitu saja. Anak ada tujuh, meninggal tiga, jadi sekarang ada empat. Paling besar sudah selesai S2, tapi saya masih begini-gini saja," ucap Dahlan sambil tertawa.
"Ngumpulin keuntungan buat keluarga, ya cukup menjanjikan, ada lah kalau untuk anak sekolah. Anak saya yang paling muda masih SMP, yang lain udah lulus kuliah," ujarnya.
Kendati anaknya berpendidikan tinggi, Dahlan tidak ingin meninggalkan dunia barang antik yang memang dia senangi. Dia menilai apa yang dijalaninya sejak 35 tahun lalu ini merupakan pekerjaan dengan banyak cerita.
Salah satu ceritanya saat Dahlan selalu merasa seperti petualang sejati tiap kali melihat barang yang dia jajakan sendiri.
"Memang seru, kaya orang berpetualang, ada suka, ada duka," ucap Dahlan.
Pria asal Bogor ini mengaku sangat mencintai pekerjaannya, namun tidak memiliki keinginan untuk meneruskan kepada anaknya. Dengan nada yang sedikit memelan, dia berharap anak-anaknya dapat memilih jalan hidup sendiri.
Lagi pula, kata Dahlan, tidak seharusnya nasib orang tua menurun ke anaknya.
"Kalau bisa sih enggak, biar saja kerja, dia cari jalannya sendiri, masa bapaknya macul, anaknya ikut macul? Kalau bisa mah jangan lah," katanya.
Editor: Rizal Bomantama