Kisah Inspiratif Penyandang Tuli yang Tuntut Ilmu hingga ke Negeri Paman Sam dengan Beasiswa
Meskipun bahasa isyarat di Indonesia dan Amerika berbeda, hal ini sama sekali tidak menghalangi Phieter untuk terus melangkah maju menggapai mimpi dan citanya. Perbedaan bahasa sama sekali tidak menghalangi dirinya malahan semakin semangat untuk belajar.
“Saya belajar untuk memahami bahasa isyarat Amerika melalui visual. Jika diibaratkan, seperti teman dengar yang belajar Bahasa Inggris melalui audio,” tutur Phieter dikutip Kamis (29/6/2023).
Bagi Phieter, kesempatan yang diberikan untuk studi di Amerika merupakan kesempatan yang sangat berharga baginya. Selain ia dapat menambah ilmu di bidang akademik, dia juga bisa memperbanyak relasi dan berbagi dengan sesama melalui kegiatan organisasi dan sosial.
Karenanya, Phieter tidak hanya aktif mengikuti kegiatan perkuliahan, tetapi juga aktif berorganisasi. Ia terus aktif menjaga komunikasi dengan teman tuli di Indonesia dengan menjadi Sekretaris Jenderal Asosiasi Juru Bahasa Isyarat Indonesia.
Selain aktif di komunitas teman tuli di Indonesia, Phieter juga aktif mengikuti organisasi di Gallaudet University, dibuktikan dengan ia menjabat sebagai Presiden Mahasiswa Muslim di Gallaudet University sejak 2022 hingga sekarang.
“Saya berharap ke depannya, komunitas teman-teman tuli di Indonesia terus semangat dan bisa setara dengan teman dengar di Indonesia. Kita pasti bisa. Jangan pernah menyerah!” kata dia.
Editor: Puti Aini Yasmin