Kisah Kivlan Zen Berutang Nasi Padang Se-Jakarta untuk Beri Makan Pam Swakarsa
Pada November 1998, Kivlan dipanggil oleh Wiranto untuk mengelola Pam Swakarsa dengan tujuan mengamankan agenda Sidang Istimewa BJ Habibie. Tonin menyebutkan, negara memberikan uang operasional Pam Swakarsa senilai Rp400 juta dan dibagikan kepada masing-masing tim saat berkumpul di Parkir Timur Senayan, Jakarta Pusat, untuk menggelar apel siaga.
“Pam Swakarsa saat itu harus berhadapan dengan massa liar yang berupaya masuk ke gedung MPR maupun markas kepolisian. Mereka berada di barisan pertama untuk mengamankan objek vital di Jakarta,” tuturnya.
Selama delapan hari bekerja, Kivlan harus menutupi biaya konsumsi anggota Pam Swakarsa berupa pembelian nasi padang di seluruh warung di Jakarta. “Uang Rp400 juta itu kan modal awal. Untuk makan satu hari tiga kali selama delapan hari kerja, dikali 30.000 orang (Pam Swakarsa) dari mana uangnya?” kata Tonin.
Karena kekurangan uang, Kivlan terpaksa berutang kepada pengusaha nasi padang di Jakarta. Selain itu, kliennya juga harus menutup biaya pengadaan sejumlah mobil bekas dan alat komunikasi untuk operasional Pam Swakarsa. “Kivlan utang di seluruh warung Padang se-DKI,” katanya.
Sisa dana operasional tersebut, kata Tonin, ditutup melalui peminjaman uang ke sejumlah rekan Kivlan. “Kalau orang Padang kan banyak temannya,” ujar Tonin saat ditanya siapa yang menjadi pihak penyandang dana untuk pengadaan barang-barang itu.