Kisah Laksamana Muda John Lie, Pelaut Legendaris Selundupkan Senjata untuk Pejuang RI
John Lie memakai kapal kecil yang diberi nama The Outlaw. Kapal itu kecil sehingga membuat gelombang laut menjadi tantangan tambahan untuk Lie dan para krunya. Hebatnya, The Outlaw berhasil membawa senjata-senjata dari Singapura untuk perjuangan melawan Belanda. Senjata itu didapat dari barter ekspor hasil bumi dari Nusantara. Salah satu komoditas yang diekspor ketika itu adalah karet.
Pemerintah meresmikan The Outlaw menjadi kapal Republik Indonesia dengan nama PPB 58 LB setelah Lie membawa senjata ke Labuhan Bilik, Riau, Pulau Sumatra. Lie kemudian membuat basis di Port Swettenham Malaya untuk keperluan menyuplai senjata, pangan hingga bahan bakar.
Seolah jiwanya dilindungi Tuhan yang dia cintai, Lie selalu berhasil selamat dalam setiap misi penyelundupannya. Sekiranya ada 15 misi penyelundupan yang pernah dia jalani.
Pernah suatu ketika kapal Lie terpergok pesawat patroli Belanda. Namun, tanpa alasan yang jelas pesawat itu urung menembak. Lie juga pernah ditangkap otoritas Inggris di Singapura. Karena tidak terbukti melanggar hukum, Lie pun dibebaskan.
Setelah perang kemerdekaan, Lie ditugaskan memimpin KRI Radjawali. Dia pernah terlibat penumpasan gerakan separatis Republik Maluku Selatan (RMS), Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta).
Pada Desember 1996, Lie pensiun dari TNI AL dengan pangkat terakhir Laksamana Muda atau setara jenderal bintang dua. Lie meninggal pada 27 Agustus 1988 di usia 77 tahun. Tubuhnya terbaring tenang di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Editor: Reza Fajri