Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Cerita Mahasiswi Lapor Mas Wapres karena Kesulitan Biaya Kuliah, Ini Endingnya
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Novita Gemalasari Raih Gelar Doktor dengan Predikat Summa Cum Laude di Usia 30 Tahun

Jumat, 22 September 2023 - 06:42:00 WIB
Kisah Novita Gemalasari Raih Gelar Doktor dengan Predikat Summa Cum Laude di Usia 30 Tahun
Kisah mahasiswi Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Novita Gemalasari Liman meraih gelar doktor dengan predikat Summa Cum Laude pada usia 30 tahun. (Foto: fku.ui.ac.id)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kisah inspiratif datang dari mahasiswi Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bernama Novita Gemalasari Liman. Pada usia yang masih relatif muda yaitu 30 tahun, Novita berhasil meraih gelar doktor.

Tak tanggung-tanggung, Novita bahkan mendapatkan predikat Summa Cum Laude. Hal itu dikukuhkan melalui sidang terbuka promosi doktor yang digelar di Ruang Teaching Theater, Lantai 6 Tower Edukasi, Gedung IMERI FKUI, Jakarta Pusat pada 4 September 2023.

Dilansir dari laman fk.ui.ac.id, Novita diketahui lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada tahun 1993. Tamat dari SMA, dia melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan lulus sebagai dokter umum pada tahun 2013. Novita kemudian melanjutkan pendidikannya di Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FKUI pada tahun 2016-2020.

Dalam sidang terbuka itu, Novita memaparkan disertasinya yang berjudul “Analisis Ritme Sirkadian Kortisol dan Ritme Sirkadian Aktivitas Sistem Saraf Autonom Serta Skala Kesehatan Subjektif pada Kompleks Ventrikel Prematur Idiopatik”. Dia melakukan penelitian tentang kasus gangguan irama jantung berupa Kompleks Ventrikel Prematur (KVP) Idiopatik.

Novita menjelaskan gangguan irama jantung terjadi karena ada gangguan pembentukan dan atau penjalaran impuls listrik dari bagian atrium ke ventrikel jantung. Hal ini mengakibatkan irama detak jantung yang tidak teratur yakni dapat menjadi terlalu lambat atau terlalu cepat.

Salah satu jenis aritmia yang perlu diwaspadai yakni aritmia ventrikular yaitu gangguan irama jantung yang terjadi pada bilik jantung. Lebih dari 80 persen aritmia pada kematian mendadak merupakan jenis aritmia ventrikel.

Menurut Novita, jenis gangguan irama jantung ventrikel yang paling umum yaitu Kompleks Ventrikel Prematur (KVP) idiopatik dengan prevalensi 5–12 persen pada populasi umum. Dalam kasus KVP idiopatik, sekitar 88 persen dari pasien mengalami penurunan fungsi pompa jantung sehingga jantung melemah.

Novita berharap penelitiannya ini bisa membantu untuk merancang pengobatan yang lebih baik untuk pasien KVP. Misalnya, jika seseorang memiliki irama jantung KVP yang dominan pada pagi hari seperti KVP tipe cepat, pengobatan terapi antiaritmia akan diberikan pada pagi hari supaya lebih efektif.

“Alasan saya mengambil spesialis jantung dan pembuluh darah karena salah satu bidang yang melayani pasien dengan kondisi yang membutuhkan layanan emergensi dan life saving,” kata Novita.

Dia pun membeberkan pentingnya pengembangan pengetahuan, terutama bagi dokter agar membantu dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

"Saya sangat senang dengan istilah life long learning. Saya senang dengan ilmu karena ilmu pengetahuan dan keterampilan membuat saya mampu meningkatkan kualitas hidup pasien-pasien," tuturnya.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut