Kisah Perjuangan Anak Buruh Tani Kuliah hingga ke Swedia, Apa Kunci Suksesnya?
Tak seperti orang kebanyakan, pengumuman kelulusan tersebut justru membuatnya bingung. Pasalnya, ia tidak tahu berapa biaya yang harus ia keluarkan untuk menempuh pendidikan di sana. Dengan modal nekat, Fajar pun berangkat ke Yogyakarta.
"Dulu 2012 nggak se-digital sekarang. Internet sudah ada, tapi nggak gampang informasi terkait pendaftaran. Bingung, tapi kekeuh mau kuliah, akhirnya bilang ke Ibu ikut daftar ulang siapa tahu dapat beasiswa," tuturnya.
Saat daftar ulang, ternyata biaya yang dibutuhkan sebesar Rp40 juta. Mengetahui hal itu, ia mencoba mencari informasi terkait beasiswa dan akhirnya mendapat keringanan untuk membayar hanya Rp10 juta saja.
"Akhirnya saya dapat dukungan dana kuliah dari orangtua asuh yang dulu membiayai pendidikan saya dari SD sampai SMA tapi nggak bisa full. Akhirnya saya bisa kuliah," ucap dia.
Perjuangan itu ternyata harus ia jalani sampai dengan waktu kelulusan. Fajar harus berjuang mendapatkan biaya agar bisa membayar uang semesternya, ia pun memutuskan untuk mencari beasiswa.
"4 tahun kuliah jungkir-balik. Kepikiran kerja sambil kuliah tapi beban dan belajarnya lebih berat juga. Dari tahun pertama saya sudah sibuk riset mobil listrik di Tim Mobil Listrik Arjuna UGM, jadi saya juga harus tetap menjaga nilai akademik saya supaya tetap bagus," ujar pria kelahiran tahun 1994 ini.