Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Seskab Teddy Kutip Pesan Presiden Prabowo: Percuma Ada Kebijakan tapi Tanpa Data
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Prabowo Digembleng di Lembah Tidar : Ditempeleng Gara-Gara Gula Jawa

Minggu, 01 Agustus 2021 - 13:08:00 WIB
Kisah Prabowo Digembleng di Lembah Tidar : Ditempeleng Gara-Gara Gula Jawa
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat menjabat Danjen Kopassus. Semasa pendidikan di Akabri 1970, Prabowo pernah ditempeleng Letnan KKO Azwar Syam. (Foto: IG/Prabowo Subianto).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Banyak pengalaman berkesan bagi Prabowo Subianto saat berkarier di militer. Tak terkecuali ketika dia menjalani hari-hari pertama di Akabri (kini Akademi Militer) 1970, termasuk ditempeleng letnan marinir.

Di Lembah Tidar, Magelang itu, Prabowo--kini menteri pertahanan--, tergabung dalam Kompi 2 C Batalyon C4. Di situlah untuk pertama kali dia berjumpa dengan Letnan KKO Azwar Syam.

Prabowo menuturkan, sejak awal Azwar Syam telah mencuri perhatiannya. Azwar berperawakan langsing, kurus, tidak terlihat satu sentimeter pun lemak di badannya, berkulit hitam, dan penuh percaya diri.

“Dia memakai baret ungu, baju hijaunya sudah terlihat belel, tapi sangat rapi karena disetrika, bahkan dikanji. Kopelnya sangat mengkilat. Demikian pula sepatunya,” kata Prabowo dalam  buku biografinya berjudul ‘Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto’, dikutip Minggu (1/8/2021).

Letnan KKO Azwar Syam, komandan Prabowo di awal pendidikan Akabri 1970. (Foto: iNews.id).
Letnan KKO Azwar Syam, komandan Prabowo di awal pendidikan Akabri 1970. (Foto: iNews.id).

Mantan Danjen Kopassus ini menerangkan, Letnan KKO Azwar Syam merupakan Komandan Kompi 2 Batalyon C4. Atasannya langsung itu dikenal sangat tegas.

Prabowo mengingat, Azwar merupakan orang pertama yang menempelengnya, di luar orangtua. Dia mengingat orangtuanya menempeleng ketika dirinya masih kecil, mungkin ketika itu karena nakal. 

Setelah menginjak masa SMP dan SMA, tidak pernah lagi kedua orangtua menempelengnya. Namun, di Akmil kini dia merasakan lagi tempelengan di kepala itu.

Momen Ditempeleng Azwar Syam

Pengalaman tersebut terjadi di hari-hari awal pendidikan sebagai Taruna atau lazim dikenal sebagai masa perpeloncoan. Ketika itu semua Taruna sudah digunduli. Para senior lantas memberikan helm tanpa alas.

“Para senior berbagi tips untuk menyiasati agar kepala tidak sakit saat memakai helm baja tersebut, yaitu melapisi kepala dengan bahan kain,” ujar Prabowo.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut