Kisah Prabowo Digembleng di Lembah Tidar : Ditempeleng Gara-Gara Gula Jawa
Atas saran itu banyak yang berinisiatif memanfaatkan celana dalam hasil pembagian Akabri. Walaupun celana dalam itu berbahan kain sangat kasar, tapi lumayan dimanfaatkan untuk mengurangi rasa sakit di kepala.
Ada pula senior yang memberikan setengah tangkap gula jawa kepadanya. Prabowo menceritakan, dengan berbisik senior itu menjelaskan, memakan gula jawa akan membuat tubuh tetap prima alias tidak mudah lelah.
Prabowo mengaku tidak tahu apakah pemberian itu bermaksud baik atau tidak. Yang pasti, dengan polosnya sebagai Taruna junior, dia menerima gula jawa itu dan menaruhnya di kantong celana.
Tiba-tiba setelah itu digelar apel. Letnan KKO Azwar Syam mengecek satu per satu. Tiba di hadapannya, Azwar langsung memegang kantong celana.
“Ada apa ini?” kata Azwar, ditirukan Prabowo.
Azwar lantas mengecek dan mengambil gula jawa dari kantong celana dan tanpa babibu langsung menempeleng Prabowo.
“Poook. Kira-kira begitu bunyinya. Sakit dan menyakitkan,” tutur Prabowo.
Tentu saja dia sangat kaget. Mantan Pangkostrad ini terkejut saat kadet ditempeleng. Dia lantas membandingkan dengan pendidikan militer di luar negeri seperti Inggris. Di negara itu, menempeleng tidak boleh.

Wajar Prabowo bertanya-tanya mengingat dirinya pernah bersekolah di luar negeri. Karena itu ada kekagetan budaya saat dia menempuh pendidikan Akabri.
Namun ajaibnya, Prabowo tak pernah membenci Azwar Syam yang telah menempelengnya di hadapan Taruna lain. Justru lambat laun timbul rasa sayang dan hormat pada komandannya itu.
Bagi Prabowo, Azwar Syam merupakan sosok teladan. Dia blak-blakan mengaku belajar banyak. Karena selain orangnya sangat keras, namun juga sangat disiplin.
Azwar, kata dia, selalu tiba pertama kali ketika akan melaksanakan apel pagi. Dalam memeriksa senjata, dia juga sangat detail. Pelajaran lain, Azwar Syam sangat peduli dengan anak buah.