Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Angela Tanoesoedibjo Kunjungi PUKA di Bandung, Dukung Disabilitas Berkarya
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Sukses Disabilitas Buka Klinik Pijat, Omzet Rp10 Juta per Bulan

Rabu, 04 Januari 2023 - 15:52:00 WIB
Kisah Sukses Disabilitas Buka Klinik Pijat, Omzet Rp10 Juta per Bulan
Jajang Komar (43 tahun) salah satu penyandang disabilitas membuka klinik pijat. (Foto Kemensos).
Advertisement . Scroll to see content

CIMAHI, iNews.id - Jajang Komar (43 tahun) salah satu penyandang disabilitas sensorik netra yang telah menggeluti pengobatan tradisional terfleksi selama 12 tahun membuat keputusan besar dalam hidupnya. Di tengah keterbatasan menikmati indahnya dunia, ia tetap mampu menata masa depannya. 

Bahkan masa depan kaumnya, penyandang disabilitas sensorik netra dengan mendirikan usaha klinik pijat.

"Kurang lebih 12 tahun saya bekerja di klinik pijat refleksi. Saya punya pikiran gak mungkin selamanya kerja di orang. Saya mau membantu sesama saya (PD Sensorik Netra), jadi saya putuskan resign dan nekat buka usaha sendiri," kata Jajang dikutip dalam rilis resmi Kemensos, Rabu (4/1/2023).

Pria asli Garut, Jawa Barat ini mengenal refleksi sejak 2002 saat mengikuti pelatihan massage di Sentra Wyata Guna Bandung, salah satu UPT milik Kemensos. Dengan tekun ia mengikuti pelatihan selama setahun, akhirnya ia menjadi salah satu peserta berprestasi.

Ia memulai kariernya di tahun 2004, bekerja di klinik pijat refleksi Indra Raba Bandung. Tahun 2005 pindah ke klinik pijat lainnya untuk menambah pengalaman. Hingga di tahun 2008, ia bekerja di Klinik Pijat Jarima sampai 8 tahun lamanya.

Rupanya, perpindahan ia dari satu klinik pijat ke klinik pijat lain dengan tujuan mempelajari pengelolaan klinik pijat. Ia telah membuat ancang-ancang membuka klinik pijat sendiri. Selama bekerja, ia menabung untuk mimpi besarnya, bisa membuka lapangan pekerjaan bagi disabilitas sensorik netra.

Kenyang pengalaman, tahun 2016, ia resmi mengundurkan diri dari Jarima Pijat Refleksi. Ia mantap membuka klinik pijat sendiri yang diberi nama Klinik Pijat Tuna Netra Putra Mandiri dengan modal Rp25 juta. 

Kemensos mendukungnya membuka klinik pijat dengan memberikan bantuan dipan dan kasur, bantal guling, sarung bantal guling, minyak massage, handuk kecil dan seprei,

Mulanya hanya satu karyawan yang direkrut untuk bekerja di kliniknya. Namun kini, karyawannya sudah mencapai 6 orang. 

Omsetnya per bulan kurang lebih Rp10 juta. Jam operasionalnya sejak pukul 08.00 - 21.00 WIB. 

Di luar itu, ia juga menyediakan mess sederhana dan makan rutin bagi karyawan. Potret bekerja berlandaskan kekeluargaan inilah cita-cita besar Jajang. Sederhana, namun terasa oleh kaumnya.

"Saya berusaha memberi kenyamanan bagi teman-teman, menyediakan makan, tempat tinggal, semoga itu bisa jadi berkah. Karena pengalaman saya dulu kerja, ya saya sewa tempat tinggal sendiri, makan sendiri, jadi ini plusnya yang bisa saya bagi ke teman-teman," kata dia.

Jajang tidak lupa untuk tetap meng-upgrade kemampuan diri. Saat ia bekerja, ia sambil melanjutkan pendidikan S-1 dengan jurusan Tarbiah - Pendidikan Agama Islam di STAI YAPATA Al Jawami di Cileunyi. 

Lulus di tahun 2020, Kemudian Jajang ikut pelatihan komputer akuntansi di Sentra Wyata Guna Bandung selama 4 bulan. Katanya, ilmu ini penting untuk pencatatan keuangan usaha pijat refleksinya.

Pasca-pelatihan, Jajang pun diberikan bantuan laptop dari Sentra Wyata Guna Kemensos untuk menunjang usahanya. Ini menjadi upaya Kemensos untuk memonitor dan mendampingi penerima manfaat hingga mandiri.

Setelah diterapkan, pencatatan keuangan Jajang semakin rapih, sehingga tabungannya telah cukup untuk membuka cabang klinik pijat refleksi. Akhirnya, di tahun 2021, Jajang membuka cabang klinik pijat refleksi di Bandung Barat dengan karyawan berjumlah 3 orang.

Di masa itu, tepat di kondisi pandemi, di tengah banyak usaha gulung tikar, ia masih mampu bertahan. "Tetap buka, tapi menerapkan protokol kesehatan. Minimal bisa untuk makan bareng teman-teman." ujar dia.

Tidak sedikit para pelanggan tetap yang rutin melakukan pijat refleksi di sini. Seperti Faiz (37) yang punya pertimbangan khusus sehingga rutin pijat di klinik milik Jajang. 

"Tempatnya memang tidak terlalu besar, tapi bersih sekali. Terapisnya juga berpengalaman, sehingga pelayanannya baik, ramah dan bikin nyaman," katanya.

Selain senang banyak pelanggan yang memuji pelayanan di kliniknya, Jajang juga merasa bahagia bisa merekrut teman-teman netra. Katanya, itu salah satu tujuan hidupnya. 

Editor: Faieq Hidayat

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut