Kisah TB Simatupang Ikut Jenderal Soedirman Gerilya, Sempat Dijuluki Diplomat Kesasar
JAKARTA, iNews.id - Tahi Bonar Simatupang atau TB Simatupang dikenal sebagai salah satu tokoh militer Indonesia. TB Simatupang yang ditunjuk sebagai Kepala Staf Angkatan Perang (KSAP) RI menggantikan Jenderal Soedirman yang wafat disebut sebagai peletak dasar-dasar kemiliteran Indonesia.
TB Simatupang lahir di Sidikalang, Dairi, Sumatera Utara pada 28 Januari 1920. Karier militer Simatupang berawal saat ia masuk ke Koninklijke Militaire Academie (KMA) Bandung pada tahun 1940. Setelah menempuh pendidikan selama dua tahun, Simatupang lulus sebagai perwira muda.
Setelah Indonesia merdeka, Simatupang bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Dia mempunyai keunggulan di bidang organisasi dan manajemen ketentaraan. Simatupang turut bergerilya bersama Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman melawan pasukan Belanda.
Selama perang gerilya yang berlangsung dari akhir Desember 1948 hingga awal Juli 1949, Simatupang kerap diolok-olok sebagai diplomat kesasar. Karena selama gerilya, dia hampir tidak lepas dari setelan celana abu-abu dan kemeja buatan luar negeri yang dipakainya ketika dia menjadi penasihat militer dalam Perundingan Kaliurang. Pakaian itulah yang menempel di tubuhnya ketika berangkat gerilya.
Setelah perang tersebut, dia diangkat menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Perang (WKSAP) RI pada tahun 1948 hingga 1949. Dengan kedudukannya itu, Simatupang ikut mewakili TNI dalam delegasi Republik Indonesia pada Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda. Misi utama yang dijalankan yakni mendesak Belanda membubarkan KNIL dan mengukuhkan TNI sebagai kekuatan inti Angkatan Perang RI.