BOGOR, iNews.id – Ratusan siswa madrasah tsnawiyah (MTs) dan madrasah aliyah (MA) dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti kontes Robotics Competition (MRC) 2025 di Cibubur, Kabupaten Bogor, Sabtu (1/11/2025). Ajang inovasi dan kerativitas siswa madrasah di bidang teknologi itu dibuka langsung Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Dalam sambutannya, Menag menegaskan bahwa madrasah hari ini harus menjadi simbol kemajuan tidak hanya dalam ilmu agama, tetapi juga sains dan teknologi.
Mengapa Paspor Malaysia Jauh Lebih Kuat Dibanding Indonesia?
“Anak-anak madrasah jangan hanya bisa mengaji dan berdoa, tapi juga harus mampu menciptakan robot, meneliti, dan berinovasi. Itu baru madrasah masa depan,” ujar Nasaruddin.
Menurut Menag, perintah Allah dalam Al-Qur’an yang berbunyi ‘I’malū’ (berkaryalah) harus dimaknai secara luas. “Kata ‘amal’ dalam Islam bukan sekadar melakukan sesuatu, tapi melakukan dengan perencanaan, perhitungan, dan kecermatan. Sama seperti robot, yang tak bisa bergerak tanpa sensor dan logika,” tegasnya.
Olimpiade Madrasah 2025 Dimulai, Siap Cetak Generasi Sains dan Teknologi Berakhlak
Nasaruddin juga menyinggung kisah Nabi Sulaiman yang mampu mengalahkan jin dengan kecerdasan. “Kecerdasan manusia bisa menembus batas. Kalau anak-anak madrasah memadukan konsentrasi dan kontemplasi, mereka bisa melahirkan keajaiban-keajaiban baru,” katanya.
Menag pun mengapresiasi semangat para peserta MRC 2025. Tahun ini tercatat 616 tim dari berbagai jenjang madrasah di seluruh Indonesia ikut berkompetisi, jumlah terbanyak sepanjang penyelenggaraan MRC sejak pertama kali digelar pada 2015.
Dalam kesempatan itu, Menag juga mengumumkan kabar menggembirakan Pemerintah Emirat Arab siap memberikan dukungan besar bagi pengembangan madrasah di Indonesia. “Emirat Arab akan membantu peningkatan keterampilan guru dan siswa madrasah. Insyaallah, MoU akan segera ditandatangani dalam waktu dekat,” tutur Nasaruddin.
Menag berharap, kolaborasi tersebut dapat memperkuat posisi madrasah sebagai pusat keunggulan ilmu dan karakter. “Kita ingin madrasah bukan sekadar pilihan alternatif, tapi menjadi kebanggaan nasional,” katanya menutup sambutannya.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno mengatakan, MRC 2025 menjadi momentum kebangkitan inovasi madrasah setelah sempat vakum dua tahun.
“Tahun ini kami hadir dengan semangat baru. Tema ‘Robotic Technology for a Green Future’ kami pilih untuk menegaskan bahwa teknologi juga harus berpihak pada keberlanjutan lingkungan,” ujar Dirjen.
Dia menuturkan, ajang ini menjadi wadah untuk menampilkan bakat dan kreativitas siswa madrasah dalam bidang sains, teknologi, dan lingkungan.
“Madrasah bukan hanya mencetak ulama, tapi juga calon ilmuwan dan insinyur yang berakhlak mulia,” katanya.
Menurut Amien, MRC 2025 juga menjadi bagian dari strategi Kemenag menyongsong era baru pendidikan madrasah. Tahun ini, madrasah akan menerapkan Tes Kemampuan Akademik (TKA) sebagai pengganti Ujian Nasional (UN) yang menjadi salah satu indikator penerimaan di perguruan tinggi negeri.
“Kita ingin memastikan bahwa anak-anak madrasah siap bersaing, baik secara akademik maupun dalam kompetensi teknologi,” ungkapnya.
Salah satu finalis MRC 2025, tim robotik Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pekanbaru berharap bisa memenangkan kontes bergengsi bagi siswa madrasah tersebut.
Tim bernama Lembu Sikat Abis, yang beranggotakan Zaky Raynor dan Muhammad Al Fatih. dibimbing oleh pembina hebat Rahmat Alfitri.
Kepala MAN 1 Pekanbaru, Norerlinda mengatakan, keberhasilan tim Lembu Sikat Abis menembus final tingkat nasional ini menjadi bukti nyata kualitas pembinaan dan semangat belajar siswa MAN 1 Pekanbaru dalam bidang sains dan teknologi. Dia juga mengapresiasi dan rasa syukurnya atas pencapaian tersebut.
“Alhamdulillah, kami sangat bangga dengan prestasi anak-anak. Semoga MAN 1 nanti bisa menjadi pemenang di Bogor. Ini juga merupakan bukti nyata Program Madrasah berjalan dengan baik dan semuanya juge karna Allah SWT,” ujarnya dilansir dari MAN 1 Pekanbaru.
Tahun ini, kompetisi terbagi menjadi dua kategori utama yaitu Robot Karya Inovasi dan Mobile Robot Labirin, keduanya menekankan kreativitas, penerapan teknologi, serta kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.
Tahun ini merupakan kompetisi robot dengan jumlah peserta terbesar sepanjang sejarah MRC. Tema yang diusung, “Robotic Technology for a Green Future”, sejalan dengan visi Kementerian Agama dalam membangun madrasah hijau, pondok pesantren hijau, dan kampus hijau.
Pembukaan MRC 2025 dihadiri para pejabat eselon I dan II Kementerian Agama, khususnya di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Dirjen Bimas Islam, para staf ahli dan staf khusus Menteri, para juri, guru, kepala madrasah, dan peserta MRC 2025.
Total 616 madrasah dari tingkatan MTs dan MA yang mengikuti kontes robot tersebut.
Editor: Kastolani Marzuki
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku