Kunjungi Guntur Soekarnoputra, Risma Minta Izin Gunakan Gambar Bung Karno untuk Uang Baru 2022

JAKARTA, iNews.id - Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini mengunjungi Guntur Soekarnoputra di kediamannya kawasan Jakarta Selatan, Jumat (8/10/2021). Kedatangan Risma untuk mewakili pemerintah meminta izin menggunakan gambar presiden pertama RI, Soekarno dalam uang kertas baru pecahan Rp100.000 tahun emisi 2022. 

Guntur merupakan ahli waris dari Soekarno. Sebelumnya, Mensos Risma telah mengunjungi kediaman Ibu Meutia Hatta sebagai ahli waris dari pahlawan nasional, Mohammad Hatta di Menteng, Jakarta Pusat.

Baca Juga

Ini 10 Pasukan Khusus Terganas di Dunia, Apakah Indonesia Masuk?

"Saya, Kemenkeu, dan Bank Indonesia (BI) saat ini memohon kepada keluarga dari Bung Karno dan Bung Hatta untuk mengizinkan pemerintah menggunakan foto-foto di mana gambar keduanya akan dipakai untuk uang baru," kata Mensos di Jakarta, Jumat(8/10/2021).

Kunjungan Mensos Risma pun disambut hangat oleh Guntur Soekarnoputra bersama sang istrinya Heni Guntur Soekarno serta anaknya Puti Guntur Soekarno. Guntur pun dengan senang hati mengizinkan sang ayah untuk digunakan kembali dalam uang baru tahun 2022.

Baca Juga

Soal Risma Marahi Pendamping PKH saat Rapat, Begini Penjelasan Sekjen Kemensos

"Kalau masalah izin saya rasa  atas nama keluarga dengan senang hati untuk memberi izin karena ini merupakan penghormatan dari keluarga tapi juga penghormatan bagi Bung Karno. Ini ada kaitannya dengan generasi muda yang sekarang ini harus mengenal pahlawan pahlawannya," ujar Guntur.

Seperti diketahui, BI merencanakan untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang Rupiah Tahun Emisi 2022 dalam bentuk uang kertas pecahan Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, Rp10.000, Rp5.000, Rp2.000, dan Rp1.000 dengan tetap mempertahankan gambar pahlawan nasional pada uang Rupiah kertas Tahun Emisi 2016.

Setidaknya ada delapan ahli waris pahlawan nasional yang dimintai persetujuan untuk pengeluaran uang rupiah tahun emisi 2022 yaitu Soekarno, Mohammad Hatta, Raden Djuanda Kartawidjaya, Cut Meutia, Mohammad Husni Thamrin, KH Idham Chalid, Frans Kasiepo, dan GSSJ Ratulangi.

Editor: Rizal Bomantama