Kunjungi PP Muhammadiyah, Menkes Bahas Vaksin Covid-19
JAKARTA, iNews.id - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin melakukan kunjungan ke Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah di Jalan Menteng Nomor 62, Jakarta Pusat, Selasa (5/1/2021). Budi yang didampingi Sekretaris Jenderal Kemenkes, Oscar Primadi disambut Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti dan jajaran pengurus Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir beserta jajaran pimpinan pusat lainnya hadir secara virtual seperti Ketua PP Muhammadiyah yang juga Menko PMK, Muhadjir Effendy; Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas; Dadang Kahmad; Syafiq Mughni; Agus Taufiqurrohman, dan Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Agus Samsuddin. Menkes mengatakan kunjungan ini selain untuk memperkenalkan diri juga meminta masukan dari Muhammadiyah terkait penanganan Covid-19, khususnya yang berkaitan dengan vaksin covid-19.
“Tugas menangani covid-19 ini cukup berat, dan tidak dapat dilakukan secara ekslusif oleh Kemenkes, harus inklusif bekerja sama dengan lembaga dan organisasi lain," ujar Budi dalam siaran pers PP Muhammadiyah yang diterima MNC Media di Jakarta, Selasa (5/1/2021).
Kata Budi, pendekatan pencegahan covid-19 tidak cukup hanya dengan program, namun juga harus diikuti dengan gerakan. Karena itu, Kemenkes membutuhkan bantuan Muhammadiyah untuk menangani wabah ini. Apalagi menurutnya persyarikatan memiliki perhatian yang tinggi terhadap kesehatan masyarakat.
"Maka dengan kerendahan hati kami (Kemenkes) tidak mampu menangani covid-19 ini sendirian, dan membutuhkan bantuan organisasi lainnya, secara khusus dengan Muhammadiyah,” tutur Budi.
Ada dua hal menurut Menkes yang dapat dilakukan oleh Muhammadiyah dalam membantu Kemenkes. Pertama, Muhammadiyah memiliki tenaga kesehatan yang besar dan Muhamamdiyah turut berperan dalam sektor kesehatan yang cukup luas.
“Kedua pendekatan-pendekatan sosial kultural, dalam menangani Covid-19 ini tidak cukup hanya dengan pendekatan medis dan vaksin, harus ada perubahan perilaku manusia, karena protokol kesehatan saat ini sudah berbeda. Untuk mengubah perilaku ini diperlukan peran Muhammadiyah yang secara de facto dilihat oleh masyarakat. Saya rasa Muhammadiyah bisa membantu mensosialiasikan perubahan perilaku ini secara luas kepada masyarakat,” ucap Budi.