Kutuk Penembakan di Kantor MUI, Partai Perindo: Kekerasan Bertendensi Agama Harus Segera Diatasi
JAKARTA, iNews.id - Ketua Bidang Keagamaan DPP Partai Perindo, Abdul Khaliq Ahmad mengecam penembakan yang dilakukan seorang pria mengaku nabi di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Menteng, Jakarta Pusat. Menurutnya, aksi kekerasan yang bertendensi agama kerap kali terjadi sehingga perlu ada langkah pencegahan.
"Ini harus dicegah, karena fenomena aksi kekerasan bertendensi agama itu akan pasti terus berlanjut kalau tidak segera diatasi," kata Khaliq saat ditemui di Kantor DPP Partai Perindo, Jalan Diponegoro Nomor 29, Menteng, Jakarta Pusat, yang dikutip Minggu (7/5/2023).
Partai Perindo yang ditetapkan KPU bernomor urut 16 pada kertas suara Pemilu 2024 menilai, yang bisa dilakukan sebagai upaya mencegah kekerasan tersebut yaitu pihak-pihak yang terkait keagamaan bisa menggelar pertemuan reguler guna mengevaluasi stabilitas keagamaan dan sosial.
Menurut Khaliq, selama ini pertemuan antar-pihak terkait hanya sebatas reaktif setelah terjadi aksi kekerasan bertendensi agama.
"Saya kira pertemuan reguler ini harus dilakukan ada atau tidak ada kasus tetap ini bisa dilakukan," ujar Khaliq.
Politisi Partai Perindo yang dikenal peduli rakyat kecil, gigih memperjuangkan penciptaan lapangan kerja, dan Indonesia sejahtera itu menyebut instansi terkait juga perlu menggencarkan fungsi edukasi kepada masyarakat.
Menurutnya, edukasi bisa lebih dalam menyasar bagaimana terciptanya perdamaian dan persatuan bangsa yang menjadi kunci dalam bernegara.
"Dengan persatuan dan perdamaian itu, maka kita bisa mewujudkan Indonesia sejahtera, jadi ini yang paling penting," ucapnya.
Selain instansi pemerintah, pencegahan juga dapat dimulai dari masyarakat dengan pendalaman ilmu agama masing-masing. Dengan tingginya literasi agama, maka masyarakat mampu menepis provokasi yang berasal dari sumber tidak kredibel.
"Ada semacam pengakuan dari si pelaku bahwa pelaku juga adalah seorang nabi. Maka saya kira ini satu pengakuan yang sesungguhnya juga sering terjadi. Tidak akan mungkin masyarakat Indonesia termakan dengan provokasi ini karena saya melihat bahwa tingkat pemahaman keagamaan masyarakat kita sudah cukup baik," kata Khaliq.