Larang Anak ke Sekolah, SD Ini Undang Wali Murid di Tahun Ajaran Baru
JAKARTA, iNews.id - Kondisi berbeda terjadi di SDN Srengseng 5 Pagi, Kembangan, Jakarta Barat, Senin (13/7/2020). Memasuki tahun ajaran baru, sekolah itu mulai dikunjungi orang tua murid.
Murid murid sekolah tak terlihat di sekolah. Kelas kelas tampak sepi, tak ada satupun siswa berseragam yang memenuhi ruang ruang kelas di tahun ajaran baru 2020.
Sebagai gantinya, sejumlah orang tua murid yang berdatangan dan keluar masuk dari kelas. Masing-masing kelas hanya diisi tak kurang dari lima orang tua murid. Satu guru terlihat memberi penjelasan kepada lima orang tua murid tersebut.
Salah satu orang tua murid, Titi (37), mengaku baru bertemu guru anaknya. Dia terlihat sibuk menenteng sejumlah buku paket pelajaran.
"Iya jadi tahun ini hanya orang tua murid saja yang datang di awal perkenalan. Anak saya tetap di rumah," kata Titi ditemui dilokasi.
Titi mengatakan kedatangannya untuk pengenalan guru kelas baru dan sosialisasi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Selama empat bulan, anak Titi yang sudah menginjak kelas VI mengikuti belajar via online. Dia pun mengaku keberatan dengan kondisi itu.
"Agak repot juga saya harus bimbing anak saya belajar. Sedangkan anak saya tinggal sama budeknya. Jadi saya mondar-mandir," kata Titi.
Jarak rumah Titi dan anaknya tinggal saat ini kira-kira 10 km. Bukan hanya Titi, orang tua murid lainnya, Ita, (36), mengaku keberatan dengan sistem PJJ.
Pasalnya pengeluarannya jauh lebih besar untuk anaknya yang menginjak kelas VI. Ita mengaku perbulan harus keluarkan Rp75.000 untuk paket data. Jumlah pengeluaran itu bisa bertambah jika tugas anaknya lebih banyak lagi.
"Belum kalau di rumah jajannya lebih banyak lagi. Kalau di sekolah kan saya kasih uang jajan segitu harus cukup," kata Ita.
Ketua Penyelenggara MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) Sekolah Dasar Negeri Srengseng 05 Pagi, Samlawih mengatakan bahwa di hari pertama sekolah, pihaknya memanggil seluruh orang tua murid.
Pemanggilan itu untuk sosialisasi PJJ dan pengenalan guru dan ruangan kelas baru bagi siswa kelas I.
"Para orang tua murid juga hari ini dijadwalkan mengambil buku paket. Untuk kelas I sampai III ada 10 buku dan untuk kelas IV sampai VI ada 12 buku," kata Samlawih sembari menjelaskan buku paket itu dipinjamkan dari pihak sekolah.
Terkait sosialisasi PJJ, di tahun ajaran baru ini pihak SD N Srengseng 05 Pagi memandu orang tua murid untuk memakai dua platform, yakni Google Meet dan WhatsApp.
Di hari pertama tahun ajaran baru, nantinya pihak sekolah membimbing para orang tua murid menggunakan kedua aplikasi tersebut. Para orang tua murid diharapkan dapat melek teknologi untuk bimbing anak anaknya sekolah.
Google Meet dipakai untuk pertemuan virtual sedangkan What's App dipakai untuk memberi dan mengirim tugas. Nantinya, setiap harinya selama pandemi Covid-19, para siswa diwajibkan mengikuti kelas yang diadakan secara virtual lewat Google Meet.
Para siswa tetap memakai seragam ketika mengikuti kelas virtual. Jam belajar pun masih sama seperti jam belajar normal pada umumnya.
"Kalau siswa kelas I sampai Kelas III pukul 07.00 WIB sampai 09.30 WIB, kelas IV sampai kelas VI pukul 07.00 WIB sampai 11.30 WIB. Jadi sama saja bedanya hanya tidak ada jam istirahat," ujar Samlawih.
Di hari MPLS ini, para orang tua murid juga dimasukan ke grup What's App sekolah dan dipandu menggunakan Google Meet. Sehingga semua tugas dan pendampingan PJJ ada di tangan orang tua murid.
"Jadi kalau ada tugas itu kami kirim ke orang tua murid dan nanti orang tua murid membimbing," paparnya.
Samlawih tidak menampik masih ada orang tua yang gagap teknologi. Terutama dalam penggunaan kelas virtual lewat Google Meet. Namun Samlawih yakin kendala itu terselesaikan lantaran orang tua murid yang mulai terbiasa menggunakan Google Meet.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq