Latar Belakang Lahirnya Politik Bebas Aktif Indonesia, Ini Sejarahnya
JAKARTA, iNews.id - Latar belakang lahirnya politik bebas aktif Indonesia merupakan bagian penting dalam sejarah. Agar semakin paham dengan apa yang dimaksud politik bebas aktif, ini penjelasannya.
Melansir dari laman Kemenkeu, politik bebas aktif adalah politik luar negeri yang pada hakikatnya bukan politik netral. Melainkan, politik luar negeri yang bebas menentukan sikap dan kebijaksanaan terhadap permasalahan internasional.
Selain itu, politik tersebut juga tidak mengikatkan diri secara apriori pada satu kekuatan dunia, serta secara aktif memberikan sumbangan, baik dalam bentuk pemikiran maupun partisipasi aktif dalam menyelesaikan konflik, sengketa dan permasalahan dunia lainnya. Hal ini demi terwujudnya ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Berikut adalah latar belakang lahirnya politik bebas aktif Indonesia yang perlu diketahui.
1. Setelah proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia belum memiliki rumusan yang jelas mengenai bentuk politik luar negerinya. Namun, pada masa tersebut politik luar negeri Indonesia sudah memiliki landasan operasional yang jelas.
Salah satu landasan politik luar negeri bebas aktif utama adalah Indonesia harus berusaha memperkuat kekuatan diplomasinya dengan menarik simpati negara-negara lain.
2. Dalam perang dingin yang sedang berkecamuk antara Blok Amerika (Barat) dengan Blok Uni Soviet (Timur). Indonesia memilih sikap tidak memihak kepada salah satu blok yang ada. Hal ini diuraikan Syahrir, yang pada waktu itu menjabat sebagai Perdana Menteri di dalam pidatonya pada Inter Asian Relations Conference di New Delhi pada tanggal 23 Maret –2 April 1947.
3. Dalam pidatonya tersebut, Syahrir mengajak bangsa-bangsa Asia untuk bersatu atas dasar kepentingan bersama demi tercapainya perdamaian dunia, yang hanya bisa dicapai dengan cara hidup berdampingan secara damai antarbangsa, serta menguatkan ikatan antara bangsa ataupun ras yang ada di dunia.
Dengan demikian di dalam perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet yang memecah belah persatuan, sikap tidak memihak adalah sikap yang paling tepat untuk menciptakan perdamaian dunia atau paling tidak meredakan perang dingin tersebut.
4. Latar belakang lahirnya politik bebas aktif Indonesia selanjutnya adalah keinginan Indonesia di awal kemerdekaannya untuk tidak memihak dalam perang dingin tersebut. Sebab, selain untuk meredakan ketegangan yang ada juga dilatarbelakangi oleh kepentingan nasional Indonesia saat itu, yaitu mencari dukungan Internasional terhadap perjuangan kemerdekaannya.
Oleh karena itu, keterikatannya salah satunya (blok) yang ada belum tentu akan mendatangkan keuntungan bagi perjuangan kemerdekaannya. Karenanya waktu itu negara-negara disibukkan oleh usaha mendapatkan pengakuan atas kedaulatannya, sehingga Indonesia harus berkonsentrasi pada masalah tersebut
5. Sejak Mohammad Hatta Menyampaikan Pidatonya Berjudul "Mendayung Antara Dua Karang" di depan Sidang BP KNIP pada bulan September 1948, Indonesia menganut politik luar negeri bebasaktif. Sistem tersebut dipahami sebagai sikap dasar Indonesia yang menolak masuk dalam salah satu Blok negara-negara superpower, menentang pembangunan pangkalan militer asing di dalam negeri, serta menolak terlibat dalam pakta pertahanan negara-negara besar.
Meskipun begitu, Indonesia tetap berusaha aktif terlibat dalam setiap upaya meredakan ketegangan di dunia internasional (Pembukaan UUD 1945).
6. Dari pernyataan Mohammad Hatta tersebut, jelas terlihat bahwa Indonesia berkeinginan untuk tidak memihak salah satu blok yang ada pada saat itu. Bahka, Indonesia bercita-cita untuk menciptakan perdamaian dunia yang abadi atau minimal meredakan perang dingin yang ada dengan cara bersahabat dengan semua negara baik di Blok Barat maupun di Blok Timur.
Pasalnya, hanya dengan cara demikian cita-cita perjuangan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia dapat dicapai. Meskipun, Indonesia memilih untuk tidak memihak kepada salah satu blok yang ada, hal itu tidak berarti Indonesia berniat untuk menciptakan blog baru.
Karenanya, menurut Hatta, Indonesia juga tidak bersedia mengadakan atau ikut campur dengan suatu blok ketiga yang dimaksud untuk mengimbangi kedua blok raksasa itu.
7. Sikap tersebut yang kemudian menjadi dasar politik luar negeri Indonesia yang biasa disebut dengan istilah bebas aktif. Artinya, dalam menjalankan politik luar negeri, Indonesia tidak hanya tak memihak tetapi juga aktif dalam usaha memelihara perdamaian dan meredakan pertentangan yang ada di antara kedua blok tersebut dengan cara bebas mengadakan persahabatan dengan semua negara atas dasar saling menghargai.
Itulah latar belakang lahirnya politik bebas aktif Indonesia yang penting untuk diketahui. Selamat membaca!
Editor: Puti Aini Yasmin