Latar Belakang Peristiwa Bandung Lautan Api Beserta Tokoh yang Terlibat
JAKARTA, iNews.id - Latar belakang peristiwa Bandung Lautan Api beserta tokoh yang terlibat patut diketahui. Betapa tidak, Bandung Lautan Api merupakan salah satu peristiwa penting dan bukti pengorbanan para pejuang dalam mempertahankan wilayah.
Peristiwa ini terjadi pada 24 Maret 1946. Sesuai dengan namanya, peristiwa dahsyat itu terjadi di Kota Bandung, Jawa Barat.
Peristiwa ini bermula pada 23 Maret 1946 ketika sebuah pesawat Dakota milik RAF (Royal Air Force) atau Angkatan Udara Kerajaan Inggris berputar-putar di atas Kota Bandung.
Pesawat tersebut membawa ribuan lembaran kertas berisi ultimatum agar semua masyarakat dan para pejuang mengosongkan Bandung dalam 24 jam. Namun, pemicu utama peristiwa Bandung Lautan Api sebenarnya sudah ada sejak setahun sebelum itu. Ada serentetan peristiwa yang memantik peristiwa dahsyat tersebut.
Sebelumnya pasukan sekutu atau British Indian Army masuk Indonesia pada 17 Oktober 1945 dengan dibonceng Belanda atau NICA (Netherlands Indies Civil Administration). Mereka mencoba merebut Bandung sehingga mendapat perlawanan dari para pejuang Tanah Air.
Pasukan sekutu sebenarnya sudah mengeluarkan ultimatum pertama pada 21 November 1945 yang memaksa Bandung dikosongkan paling lambat pada 29 November 1945.
Guna menyelesaikan permasalahan tersebut, digelar perundingan yang hasilnya Bandung dibagi menjadi dua bagian yang dibatasi rel kereta api. Bagian utara dikuasai pasukan sekutu dan selatan dikuasai Indonesia. Namun Belanda belum puas dan ingin menguaasai seluruh Bandung. Atas tuntutan itu, tentara sekutu mengeluarkan ultimatum keduanya agar Tentara Republik Indonesia (TRI) segera mengosongkan Bandung Selatan hingga radius 11-12 kilometer.
Pada awal 1946, pihak sekutu sudah menguasai hampir setiap sudut Kota Bandung yang menimbulkan pertempuran kedua pihak.
Para pejuang Indonesia menyerang posisi musuh di Bandung Utara dengan tembakan mortir, yakni kawasan Jaarbeurs dan kamp Interniran yang juga markas pasukan sekutu.
Serangan tersebut direspons kembali sekutu degan menembakkan artileri mengakibatkan jatuhnya banyak korban dari para pejuang.
Sutan Syahrir yang saat itu menjabat Perdana Menteri Indonesia meminta Panglima Komandemen Jawa Barat, Mayor Jenderal Didi Kartasasmita, untuk mengosongkan Bandung Selatan. Namun, dengan alasan tidak ingin mengecewakan pengorbanan Tentara Republik Indonesia, Mayor Didi menolak permintaan tersebut.
Namun karena kekuatan militer tidak sebanding, TRI yang dikomandoi A H Nasution mengungsikan rakyat ke selatan, namun sebelumnya mereka membakar sebagian besar Kota Bandung.
Pembumihangusan tersebut terjadi pada 24 Maret 1946 siang didimulai dengan Indische Restaurant (sekarang Menara BRI). Tidak hanya para pejuang, masyarakat pun turut membakar bangunan penting di sekitar jalan kereta api dari Ujung Berung hingga Cimahi.
Pada peristiwa tersebut, Mohammad Toha gugur ketika meledakkan gudang mesiu NICA. Atas jasanya tersebut Mohammad Toha dijuluki “Pahlawan Bandung Selatan”.
Begitulah latar belakang peristiwa Bandung Lautan Api beserta tokoh yang terlibat di dalamnya.
Editor: Anton Suhartono