Lesu, Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Rp16.249 per Dolar AS
JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 31 poin atau 0,19 persen ke level Rp16.249 per dolar AS pada perdagangan, Senin (26/5/2025). Pelemahan rupiah dipengaruhi sentimen global salah satunya penjualan obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS).
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi menuturkan, pasar tetap waspada terhadap kesehatan fiskal AS yang memburuk dan meningkatnya tingkat utang.
"Kashkari dari Fed memperingatkan risiko stagflasi dari tarif Trump. Kashkari juga mengatakan Fed tidak mungkin mengubah suku bunga pada bulan September, di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi," ujar Ibrahim dalam risetnya, Senin (26/5/2025).
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan telah setuju untuk menunda tarif 50 persen yang baru-baru ini diusulkannya pada Uni Eropa hingga awal Juli, mengutip dialog positif dengan Kepala UE Ursula Von Der Leyen.
Langkah tersebut dilakukan setelah Trump pada hari Jumat mengancam akan mengenakan tarif 50 persen pada UE mulai awal Juni, dengan alasan kurangnya kemajuan dalam negosiasi perdagangan.
Meskipun pengumuman Trump pada hari Minggu memang memberikan sedikit kelegaan bagi pasar, namun para pedagang terlihat tetap tidak yakin atas kebijakan Presiden AS.
Pengumuman hari Minggu juga merupakan contoh lain dari Trump yang berubah-ubah dalam ancaman tarifnya, sebuah tren yang telah memicu perubahan besar di pasar tahun ini.
Batas waktu Trump pada tanggal 9 Juli juga berlaku untuk rencana tarif menyeluruh terhadap mitra dagang utama AS, yang sekarang berlomba-lomba untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan Washington.
Trump pada hari Jumat juga mengancam akan mengenakan tarif impor telepon pintar ke AS, yang membuat investor berhati-hati.
Sementara itu, Trump mengatakan bahwa dia telah melakukan pembicaraan yang sangat baik dengan para pejabat Iran pada putaran kelima perundingan nuklir selama akhir pekan. Jika perundingan tersebut mengalami kemajuan maka pelonggaran sanksi oleh AS akan kembali terbuka.
Dari sentimen domestik, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara mencatatkan hasil positif pada akhir April 2025. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, APBN mencatat surplus sebesar Rp4,3 triliun, atau setara 0,02 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Surplus ini menjadi titik balik setelah tiga bulan pertama tahun 2025 mengalami defisit anggaran secara berturut-turut.
APBN surplus tersebut utamanya disebabkan oleh akselerasi pendapatan negara yang lebih cepat dibanding realisasi belanja. Hingga 30 April 2025, pendapatan negara tercatat sebesar Rp810,5 triliun atau 27 persen dari target tahun ini. Sementara itu, belanja negara terealisasi Rp806,2 triliun atau sekitar 22,3 persen dari pagu APBN 2025.
Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.240-Rp16.300 per dolar AS.
Editor: Aditya Pratama