Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Guru Ini Dirikan AgenBRILink di Pedalaman Papua, Dorong Inklusi dan Literasi Keuangan bagi Masyarakat
Advertisement . Scroll to see content

Lima Fakta Benny Wenda, Dipenjara karena Pembakaran Kantor Polisi dan Kabur ke Inggris

Jumat, 04 Desember 2020 - 11:04:00 WIB
Lima Fakta Benny Wenda, Dipenjara karena Pembakaran Kantor Polisi dan Kabur ke Inggris
Lima fakta Benny Wenda yang mendeklarasikan secara sepihak pembentukan negara Papua. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) mendeklarasikan pembentukan pemerintahan sementara Papua Barat Merdeka. Mereka dipimpin oleh Benny Wenda yang menyatakan diri sebagai presiden interim.

ULMWP menandai 1 Desember sebagai hari kemerdekaan Papua Barat. Tanggal itu merujuk pada deklarasi kemerdekaan Papua Barat dari pemerintahan kolonial Belanda pada 1961. Kelompok itu juga mendeklarasikan "government-in-waiting" istilah untuk pemerintah masa depan Papua Barat.

“Hari ini, kami menghormati dan mengakui semua nenek moyang kami yang berjuang dan mati untuk kami dengan akhirnya membentuk 'pemerintah yang menunggu'. Kami siap menjalankan negara kami,” kata Benny Wenda dikutip dari The Guardian, Jumat (4/12/2020).

ULMWP telah menetapkan konstitusi baru dan menominasikan Benny Wenda sebagai presiden interim. Benny Wenda saat ini masih dalam pengasingan di Inggris setelah mendapat suaka di sana. Siapa sesungguhnya sosok Benny Wenda?

1. Benny Wenda Putra Asli Papua

Wenda merupakan putra asli Papua dari Suku Lani di Lembah Baliem. Mengutip situs pribadi miliknya bennywenda.org, dia lahir sekitar tahun 1970-an. Wenda kecil bersama keluarga besarnya hidup di sebuah desa terpencil di kawasan Papua Barat.  

Mereka hidup dengan bercocok tanam. Saat itu, dia merasa kehidupannya begitu tenang hingga kemudian Wenda menyebut kehidupannya tiba-tiba berubah dan mulai terusik dengan masuknya pasukan militer pada 1977. Dia menyebut hidupnya dipenuhi kekerasan dan penindasan.

Wenda menyebut di situsnya, salah satu dari keluarganya menjadi korban dan meninggal dunia. Hingga peristiwa itu berjalan 20 tahun kemudian, akhirnya keluarganya memilih bergabung dengan NKRI.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut