Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bahlil soal Masih Ada yang Tolak Gelar Pahlawan Soeharto: Saya Doakan Mereka Ikhlas
Advertisement . Scroll to see content

Lima Menteri dan Satu Pejabat Era Soeharto Meninggal Dunia 2021, Harmoko hingga Beddu Amang

Jumat, 31 Desember 2021 - 11:21:00 WIB
Lima Menteri dan Satu Pejabat Era Soeharto Meninggal Dunia 2021, Harmoko hingga Beddu Amang
Menteri Penerangan era Presiden Soeharto, Harmoko, meninggal dunia, Minggu (4/7/2021). (Foto: Antarafoto).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Berita duka datang sepanjang 2021. Sejumlah menteri dan pejabat era Soeharto meninggal dunia. Sedikitnya ada lima menteri dan satu pejabat era Orde Baru yang meninggal dunia.

Penyebab meninggalnya orang kepercayaan Seoharto itu karena sakit jantung maupun penyakit lain. Ada juga yang meninggal karena terpapar Covid-19.

Berikut deretan menteri dan pejabat era Soeharto yang meninggal dunia sepanjang 2021 dihimpun dari berbagai sumber:

1. Subiakto Tjakrawerdaya 

Presiden Soeharto pada 17 Maret 1993 mengumumkan susunan kabinet ke-VI kepada publik. Subiakto Tjakrawerdaya masuk dalam salah satu anggota kabinet sebagai Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil. 

Pada kabinet ke-VII Soeharto, dia diangkat kembali untuk posisi yang sama periode 14 Maret 1998 hingga Soeharto mundur pada 21 Mei 1998.

Subiakto Tjakrawerdaya lahir pada 10 Agustus 1944 di Kabupaten Cilacap di masa pendudukan Jepang di Hindia Belanda dari pasangan Soewarko dan Rudiastuti.

Pendidikannnya dimulai di Sekolah Dasar (SD) Cilacap pada 1953 dan lulus pada 1956. Dia kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Cilacap 1956-1959 dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Cilacap 1959-1962. Lulus SMA, dia hijrah ke Jakarta dan mendaftar di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia, 1962-1972.

Subiakto Tjakrawerdaya meninggal dunia pada 2 Januari 2021 pukul 23.15 WIB. Jenazahnya dimakamkan di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat.

Sebelumnya, dia dinyatakan positif Covid-19 dan dibawa ke Rumah Sakit Penyuluhan Simprug yang dibangun sementara oleh Rumah Sakit Pusat Pertamina untuk merawat pasien Covid-19. 

2. Beddu Amang

Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) periode 1995 -1998. Sebelum diangkat sebagai Kepala Bulog dia pernah menjadi Asisten I Menteri Negara Pangan periode 1993-1996. 

Pria kelahiran Ujung Pandang 7 Agustus 1936 ini juga pernah menjadi Deputi Pengadaan dan Penyaluran Bulog periode 1998-1999. 

Dia merupakan lulusan S1 Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM) Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian 1977.  Kemudian melanjutkan pendidikan S2 dan S3 bidang Pembangunan Ekonomi dari University of California, Davis di Amerika Serikat, masing-masing pada 1981 dan 1984.

Beddu Amang meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu 9 Januari 2021 pukul 17.00 WIB. Sebelumnya dia rutin menjalani cuci darah.

3. Sjarifuddin Baharsjah

Menteri Pertanian Indonesia periode 1993-1998 dalam Kabinet Pembangunan VI era Orde Baru. Sebelumnya, dia menjabat Menteri Muda Pertanian periode 1988-1993 pada Kabinet Pembangunan V era Soeharto.

Sjarifuddin merupakan anak kedua dari pasangan Sutan Pangeran Baharsyah dan Siti Fatimatul Zahra. Dia masih keturunan Sultan Bagagarsyah dari Pagaruyung, Sumatera Barat karena ayahnya anak dari cucu raja Minangkabau.

Sjarifuddin Baharsjah meninggal dunia pada Jumat, 15 Januari 2021 dini hari di Rumah Sakit (RS) Pondok Indah, Jakarta Selatan di usia 87 tahun. Jenazahnya dimakamkan di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat.

4. Wiranto Arismunandar

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia era Soeharto periode 16 Maret 1998 - 21 Mei 1998. Dia merupakan Sarjana Fakultas Teknik Jurusan Mesin, Universitas Indonesia Bandung, 1959.

Selain itu dia juga merupakan Master of Science, Mechanical Engineering, Universitas Purdue, Indiana, Amerika Serikat, 1960 dan Post-graduate study sebagai research associate, Department of Mechanical Engineering, Universitas Stanford, California, Amerika Serikat, 1961-1962.

Dia juga pernah menjabat Guru Besar Termodinamika ITB 1973, Wakil Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional periode 1978-1989, Rektor ITB periode 1988-1997 dan Ilmuwan Senior Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 1989. Kemudian dia juga pernah menjadi penasihat ahli PT. Dirgantara Indonesia sejak 1989.

Wiranto Arismunandar meninggal dunia pada Rabu, 19 Mei 2021 pukul 13.04 WIB di RS Pondok Indah Jakarta. Jenazahnya dimakamkan di makam Para Bupati Bandung, Jalan Karanganyar, Kamis 20 Mei 2021.

5. Mochtar Kusumaatmadja

Menteri Kehakiman Kabinet Pembangunan II periode 28 Maret 1973 hingga 29 Maret 1978. Kemudian Menteri Luar Negeri pada Kabinet Pembangunan III periode 29 Maret 1978 hingga 19 Maret 1983 dan menjabat kembali di Kabinet Pembangunan IV periode 19 Maret 1983 hingga 21 Maret 1988. 

Pria kelahiran 17 Februari 1929 merupakan seorang akademisi sekaligus diplomat Indonesia. Mochtar Kusumaatmadja tercatat sebagai sarjana muda Fakultas Sosial Ekonomi Politik, Universitas Nasional, Jakarta 1953. Kemudian S1 Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta 1955 dan S2 Sekolah Tinggi Hukum Yale, Amerika Serikat 1958.

Dia juga menyelesaikan S3 Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung 1962 serta S3 Universitas Chicago, Amerika Serikat 1966.

Mochtar Kusumaatmadja meninggal dunia pada 6 Juni 2021 pukul 09.00 WIB di usia 92 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

6. Harmoko

Menteri Penerangan era Soeharto periode 19 Maret 1983 hingga 16 Maret 1997. Dia juga pernah menjabat sebagai Ketua DPR/MPR periode 1997-1999 yang mengangkat Soeharto sebagai Presiden untuk masa jabatan ke-VII. 

Namun dua bulan kemudian Harmoko pula meminta Soeharto turun ketika gerakan rakyat dan mahasiswa menuntut reformasi tidak lagi dapat dikendalikan.

Harmoko pada permulaan 1960-an, setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) bekerja sebagai wartawan juga kartunis di Harian Merdeka dan Majalah Merdeka. Pada 1964 dia bekerja sebagai wartawan di Harian Angkatan Bersenjata kemudian Harian API pada 1965. 

Pada saat yang sama, dia menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah berbahasa Jawa, Merdiko (1965). Berikutnya, 1966-1968 dia menjabat sebagai pemimpin dan penanggung jawab Harian Mimbar Kita. Pada 1970, bersama beberapa temannya dia menerbitkan harian Pos Kota.

Harmoko meninggal dunia pada 4 Juli 2021 di RSPAD Gatot Soebroto. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan pada 5 Juli 2021.

Penyakit yang diderita Harmoko merupakan penyakit yang langka, yakni Progressive supranuclear palsy (PSP). Kondisi kesehatannya terus menurun sejak 2013 hingga akhirnya meninggal dunia.

Informasi yang dihimpun, PSP disebut juga Steele-Richardson-Olszewski syndrome, yaitu kelainan otak yang menyebabkan kesulitan berjalan serta mengganggu keseimbangan tubuh dan gerakan mata.

Editor: Kurnia Illahi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut