Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Hadir di Rakernas Perindo, Ini Pesan Raffi Ahmad untuk Generasi Muda
Advertisement . Scroll to see content

Ma'ruf Amin Merasa Lebih Muda dari Mahathir Mohammad

Rabu, 19 September 2018 - 05:09:00 WIB
Ma'ruf Amin Merasa Lebih Muda dari Mahathir Mohammad
Bakal cawapres KH Ma'ruf Amin disambut Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo di iNews Center, Jakarta, Selasa (18/9/2018). (Foto: Okezone).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Bakal cawapres KH Ma’ruf Amin merasa cukup muda untuk tampil di kontestasi Pilpres 2019. Ma’ruf pun siap untuk mendampingi Presiden Jokowi memenangkan pesta demokrasi tersebut.

Keyakinan ini disampaikan Ma’ruf ketika hadir di penutupan acara pembekalan caleg DPR Partai Perindo. Rais Aam PBNU ini merasa muda jika dibandingkan dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad.

"Banyak orang bilang Pak Ma'ruf sudah tua, saya katakan siapa bilang saya muda. Tapi ada juga yang bilang Pak Ma'ruf masih muda dibanding Pak Mahathir Mohamad, saya pikir benar juga saya masih muda," ujarnya di Jakarta Concert Hall, iNews Center, Jakarta Pusat, Selasa (18/9/2018).

Mengingat penunjukan dirinya sebagai bacawapres, Ma'ruf pun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Jokowi karena mempercayai dirinya untuk menjadi bakal calon wakil presiden.

Ma’ruf mengaku pada waktu itu tidak menyangkan akan dipilih menjadi cawapres. Terlebih saat itu dirinya masih fokus dengan posisinya sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia dan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

"Saya tidak menyangka dipilih menjadi cawapres karena saya sudah memasuki dunia saya, yaitu dunia kultural, NU dan MUI. Tapi sekarang saya akan berhijrah ke dunia struktural, yaitu kalau terpilih jadi wakil presiden RI," kata kiai kharismatik ini.

Berbicara di hadapan caleg Perindo, Ma’ruf membahas sejumlah isu bangsa. Salah satunya ancaman terhadap kerukunan masyarakat.

Ma’ruf menuturkan, jika Indonesia ingin menciptakan kedamaian, maka masyarakat harus bisa menjauhkan diri dari konflik ideologi dan kembali pada Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945.

"Pancasila dan UUD 45 kan ittifaq wathoniyah, kesepakatan nasional. Karena itu kita harus kembali ke pangkal agar Indonesia utuh lagi, agar tidak ada ideologi lain, sistem lain, dan tidak ada konflik ideologis,” kata dia.

Editor: Zen Teguh

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut