Mahfud MD Sebut Ikuti Pandangan Gus Dur hingga Nurcholish Madjid soal Keislaman
JAKARTA iNews.id - Calon Wakil Presiden nomor urut 3, Mahfud MD menjelaskan konsep Keislaman dan Keindonesiaan yang dianutnya dalam menggaungkan toleransi. Selain pernah mengenyam pendidikan sebagai santri, Mahfud juga menyebutkan tokoh-tokoh Keislaman yang pandangannya menjadi panutan baginya.
Dia menjelaskan dirinya menganggumi pemikiran Islam dan kebangsaan dari Presiden keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Tokoh Muhammadiyah Syafi'i Ma'arif, dan cendekiawan Islam Nurcholish Madjid.
"Guru-guru saya di pondok pesantren sejak kecil mengajarkan persatuan bangsa. Saya sudah agak bisa baca-baca literatur dan mencerna berbagai ceramah, saya sering mengikuti pandangan-pandangan Gus Dur, Syafii Ma'arif, Nurcholish Madjid," ujar Mahfud dalam sambutannya saat hadir di konser Lilin Putih, Kamis (4/1/2024).
Mahfud mengatakan, dari guru-gurunya hingga tokoh-tokoh muslim tersebut, dirinya mempelajari konsep Islam dan Indonesia, yang saling berjalan beriringan. Dia mengatakan, tokoh-tokoh tersebut juga mengajarkannya tentang persatuan bangsa yang lazim ada di Indonesia.
"Dari merekalah saya mendengar istilah Keislaman dan Keindonesiaan. Kata mereka Keislaman dan Keindonesiaan itu harus menyatu. Bukan berarti Islam lalu mau menjadi mendominasi terhadap Indonesia, bukan. Harus menyatu," katanya.
Pria kelahiran Madura, Jawa Timur itu mengatakan dalam Keislaman ada sumpah setia kepada negara. Sebab, tutur Mahfud, dalam Indonesia hidup bangsa yang terdiri dari berbagai agama, suku, ras, dan daerah yang semuanya menyatu secara inklusif.
Diketahui, dalam gelaran konser lilin putih tersebut terdapat tokoh-tokoh agama yang mendapatkan penghargaan sebagai Tokoh Pembawa Damai. Adapun penerima penghargaan tersebut yakni Pastor Dharana Moniaga, Yenny Wahid, Peter Lesmana, dan I Gede Kanjeng Raden Tumenggung Romo Asun Gotama dan Roy Wibison Napitupulu.
Acara tersebut pun diisi oleh sejumlah musisi ternama Tanah Air. Mulai dari Ello (Once Mekel) yang dikenal sebagai calon legislator PDI Perjuangan Dapil Jakarta II, Eka Deli, Jamaica cafe, dan Stevan Pasaribu. Ada juga tari Kontemporer, Tetabuhan Nusantara, Tarian Nusantara, dan paduan suara.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq