Mahfud MD Ungkap Ancaman Petinggi NU kepada Jokowi, Begini Kata PPP
JAKARTA, iNews.id – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD akhirnya buka suara tentang penyebab kegagalannya meraih posisi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Joko Widodo (Jokowi) di Pemilu 2019. Dalam acara yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta nasional, tadi malam (14/8/2018), Mahfud mengungkapkan secara terang-terangan semua yang diketahuinya terkait proses politik tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Mahfud mengaku dijegal jadi cawapres Jokowi lantaran dianggap bukan kader Nahdlatul Ulama (NU). Bahkan, Mahfud juga mengungkapkan adanya ancaman dari petinggi NU untuk meninggalkan Jokowi di Pemilu 2019, jika mantan wali kota Solo itu tidak mengambil kader NU sebagai cawapres.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi mengatakan, pernyataan Mahfud itu perlu diklarifikasi dan dikonfirmasi kembali kepada orang-orang yang dimaksud oleh mantan ketua MK itu. Alasan Baidowi, Mahfud tidak mendengar secara langsung cerita dari Ma’ruf Amin terkait adanya ancaman NU kepada Jokowi.
“Pak Mahfud tidak mendengar langsung dari Prof Ma'ruf Amin. Tapi dari seseorang, dari Cak Imin (Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar). Tinggal dikonfirmasi (kepada Ma’ruf),” kata Baidowi di Jakarta, Rabu (15/8/2018).
Jika ternyata yang diungkapkan Mahfud tadi malam itu benar, Baidowi memandang pernyataan ancaman oleh petinggi NU itu bukanlah sebuah keputusan resmi sebagai organisasi, melainkan hanya bersifat personal saja. “Yang penting, itu bukan sikap resmi dari PBNU, persoalan elite-elite ya. Itu oknum, bukan sikap resmi dari organisasi,” ujarnya.
Kendati demikian, Baidowi berkilah ancaman NU yang dimaksud Mahfud tidak lain hanya sebatas gimmick (tipu muslihat) dalam berpolitik semata. Menurut dia, cara serupa juga dilakukan Muhaimin Iskandar saat Jokowi belum menentukan cawapresnya. “Ya, itu sekali lagi itu kan gimmick politik. Sama dengan Cak Imin bilang ‘kalau tidak menggandeng saya, Jokowi sulit untuk terpilih (di Pilpres 2019)’,” kata Baidowi.
Sebelumnya, Mahfud menyebut kegagalannya menjadi cawapres Jokowi di menit-menit terakhir lantaran adanya manuver politik yang dilakukan sejumlah petinggi NU. Manuver politik tersebut, kata Mahfud, dilakukan atas perintah Ma’ruf Amin.
Editor: Ahmad Islamy Jamil