Marak Konten Negatif di Internet, BSSN: Peran Keluarga Sangat Penting
JAKARTA, iNews.id – Maraknya konten-konten negatif di internet dapat membahayakan tumbuh kembang anak. Mudahnya anak mengakses internet pada gadget harus menjadi perhatian keluarga.
Deputi I Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) Irjen Pol Dharma Pongrekun mengatakan, salah satu pemicu maraknya kasus eksploitasi anak dan kekerasan seksual terhadap anak adalah semakin masifnya penyebaran konten-konten negatif di internet. Keluarga memiliki peran penting dalam melindungi dan mencegah anak kecanduan gadget, serta mengontrol penggunaan internet.
“Perlu pendidikan di dalam keluarga karena keutuhan keluarga sangat menentukan perilaku dari pada anak-anak,” kata Dharma saat diskusi bertajuk Arah Kebijakan Perlindungan Anak di Internet di Balai Kota Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Menurut dia, banyak anak yang kurang mendapat perhatian dari orang tua karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan ponsel pintar, sehingga kehangatan anak dengan orangtua kian jauh karena gadget tersebut.
“Kehangatan sosialisasi menjadi tidak lagi terbangun. Seperti kita ketahui di dalam keluarga, masing-masing main gadget, yang jauh jadi dekat, yang dekat jadi jauh. Itu akhirnya jadi renggang antara orangtua dan anak,” ujar dia.
Dharma menuturkan, Indonesia terlambat dalam hal mengantisipasi masalah ini, sehingga orangtua tidak mempunyai bekal pencegahan terhadap masuknya era globalisasi. Untuk itu, hal yang perlu diperhatikan adalah pendidikan di dalam keluarga. Keutuhan di dalam keluarga sangat menentukan perilaku anak.
“Kalau keluarga utuh, kemanapun akan dilempar pasti bisa punya pertahanan yang kuat,” ucap dia.

Founder Indonesia Child Online Protection (ID COP) Maria Advianti mengatakan, upaya untuk mengedukasi orang tua dan anak terhadap bahaya internet terus dilakukan ID COP. Program yang sudah diterapkan dengan pendekatan keluarga.
“Anak-anak ini tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan keluarga, kemudian kekerasan juga terjadi dalam lingkungan itu, sehingga anak-anak jadi korban utama di dalam hal ini,” kata Maria.
Editor: Khoiril Tri Hatnanto