Memahami Misi Pembangunan Ekonomi Biru, Fokus Ganjar Pranowo dan Mahfud MD jika Terpilih Jadi Presiden dan Wapres di 2024
JAKARTA, iNews.id - Calon Presiden (capres) Ganjar Pranowo dan Calon Wakil Presiden (cawapres) Mahfud MD telah merilis visi misi mereka. Di dalamnya terdapat misi pembangunan Ekonomi Biru.
Misi ini terdapat dalam misi besar yang bertajuk ‘Mempercepat Perwujudan Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan Melalui Ekonomi Hijau dan Biru’.
Apa yang dimaksud dengan Ekonomi Biru dan apa saja program unggulan yang akan dikembangkan dan diterapkan oleh pasangan Ganjar – Mahfud untuk mewujudkan misi tersebut?
Menurut laporan Bank Dunia, Ekonomi Biru merupakan ide pembangunan yang berfokus pada pemanfaatan potensi sumber daya yang terdapat di lautan. Pendekatan ini bertujuan untuk menjaga kelangsungan pemanfaatan sumber daya laut guna mendukung pertumbuhan ekonomi, peningkatan lapangan kerja, sambil tetap memprioritaskan keberlanjutan ekosistem laut.
Sementara itu, menurut penjelasan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ekonomi biru adalah pembangunan yang terdiri atas berbagai sektor ekonomi dan kebijakan terkait yang memanfaatkan sumber daya laut yang berkelanjutan.
Dalam penerapan konsep Ekonomi Biru, PBB mengungkap beberapa tantangan yang harus diatasi.
Tantangan pertama adalah memahami dan mengelola lebih banyak aspek keberlanjutan kelautan, dimulai dari perikanan berkelanjutan, kesehatan ekosistem laut, hingga pencegahan polusi laut.
Selanjutnya, pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan akan membutuhkan kolaborasi lintas batas dan sektor melalui berbagai kemitraan dalam skala yang lebih besar dan belum pernah dicapai sebelumnya.
PBB menambahkan, penerapan konsep Ekonomi Biru akan membantu dalam mewujudkan target Sustainable Development Goals (SDGs), terutama tujuan nomor 14 yaitu ekosistem lautan.
Ada 8 program unggulan Ganjar – Mahfud dalam mewujudkan misi Ekonomi Biru yang mereka canangkan, yang pertama adalah program bertajuk “Kelola Laut yang Inklusif dan Berkelanjutan”
Ganjar – Mahfud akan mengoptimalkan pemanfaatan sektor kelautan dengan potensi 1,4 triliun dolar Amerika per tahun secara inklusif untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan laut. Dilakukan demi menjaga gelombang potensi ekonomi biru Indonesia.
Selanjutnya ada program bertajuk “Akselerasi 11 Potensi Maritim” yang dijabarkan menjadi (1) Perikanan Tangkap, (2) Perikanan Budidaya, (3) Industri Pengolahan Hasil Perikanan, (4) Industri Bioteknologi Kelautan, (5) Pertambangan dan Energi (ESDM), (6) Pariwisata Bahari, (7) Hutan Bakau, (8) Perhubungan Laut, (9) Sumber Daya Wilayah Pulau-pulau Kecil, (10) Industri dan Jasa Maritim, dan (11) SDA Nonkonvensional.
Kemudian ada program “Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota dan Zonasi”. Ganjar dan Mahfud mendorong penangkapan ikan terkendali guna menjaga kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya serta meratakan distribusi pertumbuhan ekonomi nasional.
Penangkapan ikan terukur dibagi dalam beberapa zonasi di mana seluruh kegiatan penangkapan ikan di laut melalui satelit didukung penggunaan aplikasi digital.
Selanjutnya program “Perikanan Budidaya Berkelanjutan”. Program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas budi daya melalui penetapan dan penataan kawasan budidaya, bahan pakan lokal berkualitas dan peningkatan nilai tambah produk dan pasar dengan berfokus pada 5 produk budidaya unggulan.
Adapun produk budidaya unggulan yang dimaksud yaitu: udang, kepiting, lobster, tilapia, dan rumput laut.
Program kelima bertajuk “Maritim Unggul (MU)” Ganjar dan Mahfud akan mewujudkan penguatan kapasitas konektivitas maritim melalui peningkatan kualitas SDM maritim, sarana dan prasarana transportasi laut, pengoptimalan pemanfaatan alur laut dan titik sempit (choke points), dengan didukung oleh sistem manajemen transportasi laut yang terintegrasi dengan jalur perdagangan regional dan internasional.
Yang keenam, program bertajuk “Industri Maritim Jaya” dengan tujuan penguatan industri galangan, industri perikanan dan hasil laut, pengelolaan kampung pesisir, konservasi laut dan terumbu karang, meningkatkan kesejahteraan nelayan dan sumbangan ekonomi maritim terhadap PDB.
Industrialisasi kelautan dilakukan demi gemilangkan pesisir yang dapat mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir.
Selanjutnya, Ganjar dan Mahfud akan mewujudkan program “Wisata Maritim Mendunia”, yaitu pengembangan kawasan wisata bahari, Kawasan Ekonomi Khusus wisata bahari, serta meningkatkan daya tarik investasi wisata maritim.
Terakhir, adalah program bertajuk “Mengatasi Pencemaran Laut”. Program ini membantu menerapkan regulasi yang ketat untuk mengatasi pencemaran laut termasuk pencemaran yang bersifat lintas batas negara.
Itulah misi Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dalam mewujudkan Ekonomi Biru di Indonesia. Sebagai negara dengan kekayaan maritim dan luas laut yang besar, Indonesia memiliki potensi menjadi negara unggulan dalam sektor Ekonomi Biru.
Editor: Johnny Johan Sompotan