JAKARTA, iNews.id - Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas meminta masyarakat agar tidak memilih pemimpin yang memecah belah umat. Terutama bagi yang menggunakan agama sebagai alat politik untuk memperoleh kekuasaan.
Hal ini disampaikan dalam rangka menghadiri Tablig Akbar Idul Khotmi Nasional Thoriqoh Tijaniyah ke-231 di Pondok Pesantren Az-Zawiyah, Tanjung Anom, Garut, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Jenderal Israel yang Bocorkan Video Penyiksaan Tahanan Palestina Mencoba Bunuh Diri
"Kita lihat calon pemimpin kita ini pernah menggunakan agama sebagai alat untuk memenangkan kepentingannya atau tidak. Kalau pernah, jangan dipilih," kata pria akrab disapa Yaqut dalam laman resmi kemenag, Senin (4/9/2023).
Selain itu, di depan puluhan ribu peserta tablig akbar, Gus Men menyampaikan pentingnya penelusuran rekam jejak saat menentukan calon pemimpin bangsa. Hal ini bertujuan agar bangsa Indonesia memperoleh pemimpin yang amanah dan dapat mengemban tanggung jawab kemajuan negeri ini.
Prabowo Subianto Ngaku Tak Sakit Hati Ditinggal Cak Imin
"Saya berpesan kepada seluruh ikhwan dan akhwat ini agar nanti ketika memilih para pemimpin, memilih calon pemimpin kita, calon presiden dan wakil presiden, kita, lihat betul rekam jejaknya," katanya.
Kecewa Dikhianati Anies, SBY Puji Puan Maharani dan Prabowo Subianto Dalam Berdemokrasi
Terakhir, dia berharap tarekat Tijaniyah dapat mengambil peran yang lebih besar menjelang tahun politik untuk mendamaikan umat.
"Yaitu bagaimana umat ini bisa tetap tenang, tetap teduh, tetap damai meskipun berbeda-beda dalam pilihannya. Tentu saya juga berharap tarekat Tijaniyah ini menjadi contoh, bagaimana memilih pemimpin yang baik," kata Menag.
Momen Haru Pengurus Keuskupan Agung Semarang Puji Kinerja Ganjar: Pemimpin yang Teduh
Sebab menurutnya memilih pemimpin yang dapat dipercaya, dapat memberikan kekuatan bagi bangsa Indonesia ke depan.
"Bagaimana memilih pemimpin yang benar-benar bisa dipercaya, bisa diberikan amanah untuk memimpin bangsa besar. Bangsa yang memiliki keragaman, bangsa yang memiliki banyak perbedaan, tetapi itu menjadi kekuatan kita," tuturnya.
Editor: Faieq Hidayat