Mengenang Bandara Kemayoran, Bandar Udara Internasional Pertama di Indonesia
Pada 31 Agustus 1940, airshow pertama digelar bertepatan dengan hari ulang tahun Raja Belanda saat itu. Sejumlah pesawat-pesawat pribadi dari Aeroclub di Batavia meramaikan acara itu selain milik KNILM, seperti Buckmeister Bu-131, Jungmann, de Haviland DH-82 Tigermoth, Piper Cub, dan pesawat Walraven W-2 yang pernah melakukan penerbangan Batavia-Amsterdam pada 27 September 1935.
Saat perang Asia Pasifik, Bandara Kemayoran turut menjadi sasaran serangan pesawat-pesawat Jepang. Dua pesawat DC-5, dua Brewster dan satu F-VII terdampak serangan itu sehingga KNILM terpaksa mengungsikan sejumlah pesawat ke Australia.
Pesawat-pesawat Jepang lantas mengisi Bandara Kemayoran semasa berkuasa pada 1942-1945. Pesawat tempur yang pertama mendarat yakni Mitsubishi A6M2 Zeke, dikenal sebagai Navy-O atau Zero.
Setelah sekutu berkuasa usai Jepang menyerah, Bandara Kemayoran dibanjiri pesawat seperti Supermarine Spitfire, B-25 Mitchell dan P-51 Mustang. Selain itu, ada pula DC-4/C-54 Skymaster, DC-6, Boeing 377 Stratocruiser dan Lockheed Constelation.
Pemerintah Indonesia mendirikan Garuda Indonesia Airways usai masa perjuangan kemerdekaan. Era penerbangan sipil modern dimulai pada 1950-an dengan beroperasinya pesawat-pesawat bermesin jet.
Pesawat turboprop seperti Saab 91 Safir, Grumman Albatros, Ilyushin Il-14, Cessna, serta pesawat-pesawat buatan Nurtanio seperti NU-200 Sikumbang, Belalang dan Kunang berdatangan ke Bandara Kemayoran kala itu.
Angkatan Udara Republik Indonesia (TNI AU) juga memanfaatkan Bandara Kemayoran sebagai landasan pacu sejumlah pesawat tempur. Pesawat MiG-17, MiG-15 UTI, dan MiG-19 hingga Ilyushin Il-28 berdatangan pada akhir 1950-an hingga awal 1960-an.