Menhan Sjafrie: TNI Tak Perlu Membentuk Angkatan Siber
JAKARTA, iNews.id - Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menyampaikan, pihaknya tak memiliki rencana membuat matra baru TNI seperti Angkatan Siber. Hal itu dia sampaikan usai bertemu Menhan Singapura, Chan Chun Sing di kantor Kemhan, Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Dia menyebut, setiap negara memiliki strategi berbeda dalam pertahanan negara. Menurutnya, soal siber bisa tangani satuan khusus TNI, tak perlu membuat angkatan khusus.
"Iya betul. Dia (Singapura) punya kepala staf siber. Tapi kita kan setiap negara kan punya tipikal masing-masing," kata Menhan.
"Kan sibernya sudah ada sama teman-teman (TNI) ini semua. Ya kita tinggal kolaborasi saja, tidak usah bikin kepala staf angkatan baru. Tapi di TNI ada satuan siber," tambahnya.
Menurut dia, satuan khusus siber TNI juga bisa melibatkan tenaga profesional dari kalangan sipil. Pelibatan masyarakat merupakan penguatan pertahanan yang sejalan dengan Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata).
"Satuan siber, kolaborasi sama teman-teman yang profesional ini kan Sishankamrata, total defense kemampuan sipil dan militer harus menjadi satu. Ini yang sekarang kita kerjakan, jadi Indonesia ini harus dikeroyok pertahanannya oleh sipil dan militer," katanya.
Dia menambahkan, keterlibatan elemen sipil juga bisa membantu prajurit jika negara menghadapi situasi darurat.
"Dan ini teman-teman sekalian, jangan salah loh ini adalah potensi-potensi untuk memperkuat TNI apabila negara dalam keadaan emergensi," ujar dia.
Sebelumnya, Mabes TNI pernah mengkaji pembentukan matra keempat TNI. Matra tambahan tersebut adalah Angkatan Siber.
Seperti diketahui, TNI saat ini memiliki tiga matra yakni Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU).
"Medan operasi yang sebelumnya hanya mencakup operasi di darat, laut, udara dan ruang angkasa, kini bertambah mencakup ruang siber,” kata Kasum TNI Letjen Richard Tampubolon, yang mewakili Panglima TNI membuka forum diskusi terkait pembentukan Angkatan Siber, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur pada Rabu (25/9/2024).
Dia menjelaskan, perkembangan strategis saat ini telah memberikan dampak terhadap kondisi geopolitik dan geostrategi suatu negara termasuk Indonesia. Pergeseran cara berperang yang merambah ke ruang siber merupakan hasil berkembangnya revolusi industri 4.0.
Tidak hanya itu, perkembangan tersebut juga dinilai berdampak pada aspek militer baik doktrin, taktik dan teknik bertempur.
Editor: Reza Fajri