Menkes Sebut Protein Hewani Bisa Cegah Stunting pada Anak
JAKARTA, iNews.id - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut kementeriannya terus mengkampanyekan pentingnya pemberian protein hewani kepada anak utamanya anak usia di bawah 2 tahun. Protein hewani menurut Menkes mampu mencegah stunting.
“Setelah bayi berusia 6 bulan harus rajin melakukan pengukuran, karena selain ASI eksklusif juga ada makanan tambahan. Kalau kurang protein hewani anaknya bisa stunting. Protein hewani ini seperti susu, telur, ikan dan ayam,” kata Menkes dalam keterangannya, Rabu (25/1/2023).
Kampanye ini disampaikan lantaran stunting masih menjadi masalah kesehatan serius yang di hadapi Indonesia. Merujuk data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia di angka 21,6 persen. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 24,4 persen. Walaupun menurun, angka tersebut masih tinggi, mengingat target prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14 persen dan standard WHO di bawah 20 persen.
Budi mengatakan, angka stunting tersebut disebabkan berbagai faktor, salah satunya karena kurangnya asupan penting seperti protein hewani, nabati dan zat besi sejak sebelum sampai setelah kelahiran. Hal ini berdampak pada bayi lahir dengan gizi yang kurang, sehingga anak menjadi stunting.
Lebih lanjut, Menkes menekankan bahwa cara tersebut efektif mencegah stunting pada anak karena protein hewani mengandung zat gizi lengkap seperti asam amino, mineral dan vitamin yang penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang menunjukkan adanya bukti kuat hubungan antara stunting dan indikator konsumsi pangan berasal dari hewan, seperti telur, daging/ikan dan susu atau produk olahannya (keju, yogurt, dll). Penelitian tersebut juga menunjukan konsumsi pangan berasal dari protein hewani lebih dari satu jenis lebih menguntungkan daripada konsumsi pangan berasal dari hewani tunggal.