Menteri Ditugasi Urus Radikalisme, Gus Yaqut: Tugas Ansor Sekarang Ringan
Ansor dan Baser, Gus Yaqut menjelaskan, selama ini selalu berhadapan dengan kelompok radikal dan intoleran. Aksi itu dilakukan karena negara seperti tidak terlihat hadir.
"Negara sudah memastikan menangani serius masalah ini, maka tugas kami kini menjadi ringan. Sekarang waktu kami banyak untuk melakukan penguatan internal, melakukan konsolidasi, memperkuat kaderisasi, dan melakukan upaya-upaya kemandirian organisasi," ujarnya.
Dalam waktu dekat, Gus Yaqut mengungkapkan, Ansor akan menggelar rapat koordinasi nasional (rakornas) yang akan dihadiri pimpinan GP Ansor seluruh Indonesia. Rakornas digelar sebagai langkah koordinasi, penguatan kaderisasi dan kemandirian organisasi.
Contoh kemandirian organisasi adalah kader Ansor melakukan berbagai usaha pengembangan ekonomi kader. "Pengembangan ekonomi kader ini sesuai dengan visi misi Ansor terkait kemandirian organisasi," katanya.
Gus Yaqut memaparkan, NU memiliki tiga pilar, yaitu Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Nasional), Taswirul Afkar (artikulasi pemikiran), dan Nahdlatul Tujjar (kebangkitan saudagar/ekonomi). Terkait dengan Nahdlatul Wathan, kata dia, tanpa harus bicara NKRI Harga Mati, di dalam dada dan kesadaran hal itu sudah ada di seluruh kader. Sedangkan untuk Taswirul Afkar, keluarga besar NU sudah banyak melahirkan pemikir atau cendikiawan.
"Nah, sayangnya, pilar ketiga yakni Nahdlatul Tujjar yang masih belum digarap serius. NU masih minim pengusaha. Inilah yang tengah serius digarap Ansor. Kita masih berusaha melahirkan pengusaha-pengusaha yang asli dari NU, dalam konteks ini yang lahir dari Ansor," ujarnya.
Gus Yaqut mendorong kader Ansor di seluruh Indonesia mengembangkan diri, berkarya dalam menciptakan peluang-peluang usaha, mencetak pengusaha. Caranya, dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) kader Ansor melalui pengembangan program ekonomi.
Editor: Djibril Muhammad