Menteri KKP Akselerasi Kerja Sama Budidaya Lobster dengan Vietnam
NHA TRANG, iNews.id - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengoptimakan acara Meet Indonesia di Nha Trang, Vietnam untuk mempercepat implementasi kerja sama budidaya lobster di Indonesia. Salah satunya, melalui pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Vietnam Phung Duc Tien di Nha Trang, Jumat (22/3/2024).
Sejumlah pertemuan bilateral dengan petinggi pemerintah juga dilakukan Trenggono sejak 21 Maret 2024 guna membahas tindak lanjut kerja sama tersebut.
"Soal pengembangan BBL kan sudah ada MOU, tinggal di level Technical Implementation Agreement. Tindak lanjutnya kita buat tim untuk kerjasama ini," ujarnya.
Menurutnya, payung kerja sama antara Indonesia dan Vietnam yang telah disepakati beberapa waktu lalu, membuka pintu investasi budidaya lobster oleh pelaku usaha Vietnam di Indonesia.
Kolaborasi pengembangan budidaya lobster, lanjut Trenggono, akan memberi keuntungan bagi dua negara. Budidaya lobster di Indonesia akan tumbuh dari sisi kuantitas dan kualitas, sedangkan Vietnam mendapatkan benih bening lobster (BBL) sebagai bahan baku budidaya lobster secara legal.
Dengan demikian, kerja sama ini sekaligus menjadi solusi menekan praktik ilegal perdagangan benih lobster yang terbukti mengancam keberlanjutan ekosistem, serta merugikan negara. Praktik penyelundupan BBL juga termasuk IUU Fishing yang dilarang secara global.
"Ke depan kita bisa buat hatchery untuk pengembangan lobster. Kita akan jaga kualitas dan harga agar menguntungkan kedua belah pihak," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Vietnam Phung Duc Tien mengatakan, budidaya lobster memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di negaranya. Untuk itu, pihaknya fokus menjaga kualitas budidaya dan keberlanjutan komoditas perikanan bercangkang tersebut.
Mengenai tindak lanjut kerja sama, sudah ada beberapa perusahaan Vietnam yang memenuhi persyaratan dua negara. Dia juga mengusulkan adanya hotline sebagai saluran komunikasi resmi untuk percepatan realisasi kerja sama perikanan yang telah disepakati.
"Ada beberapa perusahaan di Vietnam yang memenuhi syarat-syarat kedua negara, dan saya berharap dari Indonesia ada draft dokumen kerja sama untuk hal ini di masa depan," katanya.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, keduanya juga membahas potensi kerjasama pengembangan budidaya rumput laut, udang, tilapia, kepiting hingga tuna sebagai langkah bersama memenuhi kebutuhan produk perikanan di pasar global.
Editor: Rizqa Leony Putri