Menteri PPPA Ajak Anak-Anak Kembali ke Permainan Tradisional, Kurangi Gadget!
MALANG, iNews.id – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Choiri Fauzi menegaskan peringatan Hari Anak Nasional 2025 akan fokus untuk mengajak anak-anak kembali bermain permainan tradisional. Tujuannya mengurangi ketergantungan terhadap gadget yang dinilai berdampak negatif bagi tumbuh kembang serta rentan memicu kekerasan terhadap anak.
“Hari Anak Nasional tahun ini berbeda. Tidak hanya terpusat di satu tempat, tapi dirayakan di seluruh sekolah di Indonesia,” ujar Arifah Fauzi saat menghadiri seminar nasional di Universitas Negeri Malang (UM), Selasa (15/7/2025).
Arifah menjelaskan, ketergantungan anak pada teknologi dan perangkat digital menjadi perhatian utama. Dia menilai, gadget bisa berdampak buruk terhadap kesehatan fisik maupun mental anak jika digunakan secara berlebihan.
“Salah satu penyebab kekerasan terhadap anak adalah pola asuh, penggunaan gadget dan faktor lingkungan,” katanya.
Dalam peringatan Hari Anak Nasional 23 Juli 2025, Kementerian PPPA menginisiasi serangkaian kegiatan berbasis kearifan lokal. Mulai dari senam bersama, bermain permainan tradisional, menyanyikan lagu daerah dan lagu nasional hingga mendengarkan dongeng pahlawan nasional.
Arifah menambahkan, kegiatan Hari Anak Nasional akan digelar serentak di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Tujuannya untuk mengembalikan semangat Hari Anak sebagai hari yang menyenangkan dan penuh interaksi sosial yang sehat.
“Agenda utama yaitu senam bersama, permainan tradisional, menyanyikan lagu nasional dan daerah, serta dongeng-dongeng pahlawan nasional,” katanya.
Selain meningkatkan kualitas interaksi sosial, kegiatan ini juga menjadi upaya preventif kekerasan terhadap anak yang jumlahnya masih cukup tinggi di berbagai daerah.
Dalam rangkaian kegiatan di UM, anak-anak dari jenjang PAUD hingga SMA mendapat pemeriksaan kesehatan gratis. Pemeriksaan meliputi tekanan darah, tinggi dan berat badan, serta kondisi umum tubuh seperti dada dan organ vital lainnya.
Kementerian PPPA juga terus melakukan pendampingan terhadap anak-anak yang menjadi korban kekerasan. Baik melalui kunjungan, jangkauan layanan sosial, hingga intervensi hukum.
“Semua bentuk kekerasan terhadap anak menjadi perhatian kami. Kami aktif melakukan pendampingan dan penjangkauan,” ucapnya.
Editor: Donald Karouw